TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyatakan bahwa rakyat dan negara Indonesia berdiri tegak mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk mewujudkan kemerdekaan dari Israel.
"Amanat Konstitusi UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dan Indonesia punya hutang sejarah sejak Konferensi Asia Afrika 1955 untuk membebaskan bangsa Palestina dari penjajahan Israel," kata Jazuli dalam keterangan tertulis, Minggu (8/10).
Jazuli menuturkan perlawanan pejuang Palestina adalah upaya membela diri atas agresi Israel yang telah berlangsung puluhan tahun.
Atas realitas tersebut, kata Jazuli, Fraksi PKS dan bangsa Indonesia mendukung penuh setiap perjuangan dan perlawanan untuk membebaskan tanah Palestina.
"Memerdekakan bangsa Palestina, membebaskan Alquds Assharif dan Masjidil Aqsa yang mulia," kata Jazuli.
Oleh karena itu, Wakil Presiden Forum Parlemen Muslim Dunia (IIFP) ini mengutuk deklarasi perang Israel yang akan menghancurkan serta memakan korban lebih besar bagi rakyat Palestina.
"Indonesia tegas membela keselamatan rakyat Palestina yang selama ini sudah hidup dalam tekanan Israel berpuluh tahun. Jika harus menerima agresi militer besar-besar Israel ini akan menjadi tragedi kemanusiaan yang memilukan dunia," kata Jazuli Juwaini.
Baca: Israel Resmi Umumkan Perang Melawan Hamas
Baca: Sosok Monique Rijkers, Aktivis Yahudi Pro Israel yang Diundang Al Zaytun dalam Peringatan 1 Muharram
Fraksi PKS meminta organisasi internasional seperti PBB dan OKI serta negara-negara berpengaruh segera mengambil langkah dan tindakan tegas untuk menghentikan agresi Israel sekaligus melindungi rakyat Palestina.
"Badan-Badan PBB seperti Dewan Keamanan harus segera bersidang dan mengambil resolusi yang lebih tegas agar Israel mendapat sanksi yang setimpal atas agresi yang dilakukan. Di sisi lain pasukan keamanan PBB dan badan pengungsi dan hak asasi (UNHCR) harus ditempatkan dan bertanggung jawab penuh untuk melindungi rakyat Palestina," ujar Jazuli.
Sementara itu, KETUA MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan konflik Hamas versus Israel yang kembali pecah sejatinya adalah reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel terhadap bangsa Palestina.
Aksi kesewenang-wenangan Israel, kata Sudarnoto, mulai dari membelah al-Aqsho dan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrem melakukan ibadah di arena Al-Aqsa.
"Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh otoritas Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal," ujar Sudarnoto.
"Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri."
'Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif," tambah Sudarnoto.
Ia mengatakan balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Menurut Sudarnoto, perang ini seharusnya menjadi momentum bersatunya faksi-faksi di Palestina.
"Peristiwa ini juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina, Fatah, Hamas dan lain-lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina," tutur Sudarnoto.
“Saya berharap betul, setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya," tambah Sudarnoto.
Amerika Serikat dan NATO, ujarnya, seharusya tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.
"Balasan Israel yang membabi buta penuh dengan kemarahan, telah mengakibatkan kerusakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza."
"Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Israel dan Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia melalui MER-C," ujarnya.
PM Benjamin Netanyahu Bersumpah Balas Dendam Lebih Besar ke Hamas Imbas 300 Orang Israel Tewas
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu benar-benar murka atas serangan Hamas yang mengakibatkan 300 orang Israel tewas.
Israel bersumpah akan melakukan pembalasan yang besar terhadap Palestina.
Benjamin Netanyahu telah memanggil pasukan cadangan militer dan berjanji untuk melawan Hamas sampai akhir.
Dia mengatakan kepada warga Palestina di Gaza yang berada di bawah blokade darat, udara dan laut Israel untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.
"Kami akan melakukan pembalasan besar atas hari kelam ini," kata pemimpin Israel itu dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
"Kami akan membalas dendam untuk semua anak muda yang kehilangan nyawa mereka. Kami akan menargetkan semua posisi Hamas. Kami akan mengubah Gaza menjadi pulau terpencil. Kepada warga Gaza, saya ucapkan. Anda harus pergi sekarang. Kami akan menargetkan setiap sudut jalur tersebut."
Seperti diketahui, konflik Israel dan Palestina kembali memanas setelah keduanya melakukan serangan besar-besaran.
Baca: Jika Hamas Bersedia Damai, Israel Siap Beri Bantuan untuk Bangun Gaza
Korban tewas dari kedua negara, Israel dan Palestina, pun tak terelakkan.
Kondisi mencekam ini terjadi seusai militan Gaza meluncurkan serangan mendadak di Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023, pagi waktu setempat.
Militan Gaza dilaporkan menembakkan ribuan roket dan memasuki Israel melalui darat, laut dan udara menggunakan paralayang.
Sedikitnya ada 300 orang tewas dan ribuan lainnya terluka di Israel, kata para pejabat.
Sebagaimana dikutip dari CNN, pertempuran terjadi sepanjang hari, dan serangan roket baru menghantam Tel Aviv dan daerah lainnya pada Sabtu malam.
Israel pun melancarkan serangan balasan.
Mereka melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut, dan juga pasukannya bentrok di darat dengan pejuang Hamas.
Baca: Israel Kembali Gempur Palestina, Pembalasan Serangan Balon Pembakar Milik Hamas
Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa setidaknya 232 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.600 orang terluka di Gaza.
Hamas mengklaim telah menangkap puluhan warga Israel, termasuk tentara.
Pasukan Militer Israel telah mengakui adanya sandera.
Sementara dikutip dari Al Jazeera via Tribunnews, pasukan Israel berbalas melakukan serangan udara di Jalur Gaza, dan meratakan sebuah menara di jantung Kota Gaza.
Serangan itu terekam langsung di kamera saat Youmna ElSayed dari Al Jazeera melaporkan dari gedung lain di dekatnya.
Pasukan Israel dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa jet tempurnya menghantam dua gedung bertingkat di Gaza.
Pasukan Israel menuduh bahwa gedung-gedung tersebut menampung sebuah infrastruktur militer Hamas.
Baca: Foto-Foto Warga Palestina Merayakan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas
Belum jelas apakah salah satu bangunan yang dimaksud oleh angkatan udara adalah Menara Palestina.
Di sisi lain, kekhawatiran akan invasi darat ke Gaza tumbuh.
Selain itu, selebriti seperti Jamie Lee Curtis, Gal Gadot, Amy Schumer dan Guy Oseary melalui media sosial berbagi simpati mereka terhadap Israel setelah militan Hamas melancarkan serangan darat dan udara di Jalur Gaza.
Gal Gadot, yang pernah berbicara mendukung Israel di masa lalu, memposting tangkapan layar berita yang menyatakan bahwa tentara dan warga sipil Israel telah disandera oleh militan.
Dalam keterangannya, dia menulis bahwa “setidaknya 250 orang Israel telah dibunuh dan puluhan perempuan, anak-anak dan orang tua disandera di Gaza, oleh kelompok militer Palestina Hamas.”
Dia melanjutkan, “Mulai dini hari, lebih dari 3.000 roket ditembakkan. Hamas menyandera, mengendalikan pangkalan dan permukiman di Israel. Ada lebih dari 1.500 orang terluka dan pertempuran sengit masih berlangsung. 'Saya mendengar suara mereka dan mereka menggedor pintu. Saya bersama dua anak saya yang masih kecil.’ Hati saya sakit.”
(TRIBUNNEWS/TRIBUN JABAR/TRIBUNNEWSWIKI)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul MUI Tegaskan Dukungan pada Serangan Hamas ke Israel
Baca berita terkait Hamas di sini