TRIBUNNEWSWIKI.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga membawa mesin penghitung uang ketika menggeledah rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Widya Chandra V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Penggeledahan di rumah Syahrul Limpo dilakukan pada Kamis malam, (28/9/2023), hingga Jumat dini hari, (29/9/2023).
Menurut pengamatan Tribunnews di lokasi pada Jumat sekitar pukul 02.00 WIB, sebuah mobil Toyota Avanza dengan pelat B 1992 BAL terlihat masuk ke dalam rumah Syahrul Limpo.
Dua petugas KPK keluar sebelum mobil dengan posisi mundur langsung memepet ke arah pintu rumah.
Kemudian, mereka menggotong benda berbentuk kotak dan berwarna putih dari dalam bagasi mobil. Benda itu diduga mesin penghitung uang. Satu orang mendorong mesin itu ke dalam rumah.
Tidak diketahui apa yang dilakukan petugas dengan mesin tersebut. Di samping itu, penyidik di lokasi tidak memberikan keterangan kepada wartawan.
Baca: Rumahnya Digeledah KPK, Menteri Syahrul Limpo Disebut Tak Tahu karena Sedang di Italia
Dua orang pria tampak memasuki rumah dinas. Salah satu di memakai kemeja krem dengan tulisan "Advokat" pada punggungnya.
Setelah 10 menit berada di dalam rumah, pria dengan tulisan "Advokat" itu keluar dan menuju mobil yang diparkir di luar rumah.
"No comment, no comment," kata pria itu ketika ditanya oleh wartawan.
Sementara itu, juru bicara KPK, Ali Fikri, mengonfirmasi adanya penggeledahan di rumah dinas Syahrul.
"Benar, ada kegiatan tim KPK di sana," kata Ali, Kamis, (29/9/2023).
Ali belum belum bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang penggeledahan itu.
Baca: Tanggapan Mentan Syahrul Yasin Limpo Soal Isu Dirinya Terseret Kasus Korupsi: Saya Nggak Ngerti!
Syahrul disebut tidak tahu
Partai Nasdem mengklaim Syahrul tidak tahu bahwa rumah dinasnya digeledah oleh KPK.
Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim menyebut Syahrul sedang menghadiri acara Organisas Pangan Dunia (FAO) di Kota Roma, Italia.
"SYL masih di Roma dalam rangkaian agenda FAO. Dia tidak tahu menau soal penggeledahan," kata Taslim hari Kamis kepada Tribunnews.
Taslim penasaran akan alasan KPK menggeledah rumah Syahrul pada hari libur nasional dan ketika Syahrul sedang berada di luar negeri.
Di sisi lain, Taslim mempertanyakan alasan KPK melakukan penggeledahan saat hari libur nasional dan Syahrul tengah tidak berada di luar negeri.
"Ada pertanyaan yang tersisa kok harus hari libur resmi ya dan orangnya sedang menjalankan rugas kenegaraan resmi," katanya.
Akan tetapi, dia mengaku mendukung penggeledahan itu.
"Sepanjang ini bagian dari proses hukum murni, Nasdem tentu menerima langkah ini," katanya.
Baca: Dugaan Korupsi di Kementrian Pertanian, KPK Bakal Panggil Syahrul Yasin Limpo
Awal perjalanan kasus
Penggeledahan itu berkaitan dengan dengan dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang sudah diselidiki KPK sejak beberapa bulan lalu.
Dalam kasus ini, Syahrul telah dimintai klarifikasi oleh KPK pada 19 Juni 2023. Kala itu dia diperiksa selama 3,5 jam.
Sebelum ini, Syahrul sebenarnya telah dipanggil sebanyak dua kali. Namun, dia dua kali mangkir.
Dia akhirnya baru bisa memenuhi panggilan KPK pada 19 Juni 2023.
"Hari ini saya memenuhi panggilan dari KPK, yang selama ini dua kali sebelumnya dipanggil, saya dalam kegiatan yang terkait kegiatan negara, kelompok kerja dan penas. Yang terakhir saya harus ke India dalam forum G20, dan banyak pertemuan yang harus saya lakukan atas nama negara," kata Syahrul di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, (19/6/2023).
Ketika ditanya wartawan tentang materi pemeriksaan dan isu penetapan tersangka, Syahrul memilih diam saja dan berjalan menuju mobil yang menunggunya.
Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan dugaan korupsi di Kementan itu berawal dari laporan masyarakat.
Setelah mendapat laporan, KPK melakukan penyelidikan guna menemukan bukti awal.
Baca: Mentan Syahrul Yasin Limpo Buka Suara Soal Reshuffle Menteri Jokowi: Kerja Saja
"Karena masih pada proses penyelidikan tentu tidak bisa kami sampaikan lebih lanjut. Segera kami sampaikan perkembangannya," kata Ali.
KPK kemudian menyebut dugaan korupsi itu terkait dengan penerimaan gratifikasi, Surat Pertanggungjawaban (SPJ) fiktif, hingga pemerasan di lingkungan Kementan.
Ada 3 klaster
Selepas Syahrul diperiksa, KPK menyelenggarakan konferensi pers pada hari yang sama.
Menurut KPK, ada tiga klaster dalam kasus dugaan korupsi pada lembaga itu.
Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyebut penyelidikan kasus dugaan korupsi saat ini masuk dalam klaster pertama yang menyeret nama Syahrul.
"Terkait Kementan walaupun sudah lidik, kami belum bisa mengonfirmasi apapun tentang hasil penyelidikan. Namun karena rekan-rekan menanyakan hal ini kami akan memberikan clue bahwa di dalam penanganan lidik di Kementan ini ada tiga klaster."
"Yang ada sekarang, yang baru kita tangani sekarang adalah klaster pertama," ujar Asep dalam konferensi pers di Gedung KPK RI pada 19 Juni 2023.
Dia memilih tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai klaster kedua dan ketiga. Asep hanya berujar bahwa klaster kedua dan ketiga sedang diselidiki.
"Jadi mohon bersabar. Berikan waktu pada penyelidik untuk menggali klaster ini."
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di sini.