Kakak kelas korban membawa paksa korban ke lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. DI sana korban dimintai uang jajan alias dipalak.
"Anak saya tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian dicolok tusuk bakso itu. Dicolok-colokkan dari atas ke bawah kena bagian mata kanan anak saya. Anak saya takut membasuh matanya dengan air, dan mengusapnya dengan seragam," kata Syamsul dikutip dari Tribun Jatim.
Syamsul mengatakan ada bekas darah pada seragam anaknya. Setelah pulang, korban mengeluh kepada orang tuanya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat.
"Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya demi anak saya," ujarnya.
Baca: Guru Kesayangan Dipecat karena Bongkar Pungli, Ratusan Siswa SD di Bogor Menangis Haru
Hasil pemeriksaan di RSUD Dr. Soetomo menunjukkan bahwa syaraf mata kanan korban telah rusak. Kerusakan itu membuat mata kanan korban buta.
Syamsul gusar setelah mengetahui ini dan mencari terduga pelaku penganiayaan anaknya.
"Anak saya mengalami buta permanen, saya datang ke sekolah, saya tidak terima untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tau siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya saja. Saya minta CCTV katanya tidak ada rekaman CCTV. Dipersulit. Saya laporkan ke Polres Gresik."
Pihak sekolah terkesan menutupi
Syamsul berujar bahwa putrinya sudah sebulan tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah. Mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat, akibat ditusuk sunduk pentol (tusuk bakso)," ujar Syamsul, Jumat, (15/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Syamsul, anaknya didera trauma karena peristiwa itu,
"Anaknya masih trauma seperti ketakutan, jadi tidak mau bicara banyak," ucap Syamsul.
Bersama dengan istrinya, Syamsul sudah meminta pihak sekolah memperlihatkan rekaman CCTV agar bisa mengungkap pelakunya.
Akan tetapi, menurut Syamsul, pihak sekolah malah terkesan menutup-nutupi.
"Saya sudah minta tolong pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV, tapi tidak boleh. Padahal saya ingin tahu, siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," katanya.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Gresik di sini.