Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya

Kasus viral punggung bayi merah-merah bekas kerokan ini menimpa bayi yang masih berusia 13 bulan.


zoom-inlihat foto
Video-Viral-Punggung-Bayi-Merah-Bekas-Kerokan-dari-Suster-Ibu-Bayi-Mau-Nangis-rasanya.jpg
Kolase Tribunnewswiki/Kompas
Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya


Namun, setelah dikerok, punggung bayi berusia satu tahun lebih satu bulan itu justru langsung merah-merah. Suntia pun kaget dan ingin menangis saat melihat kondisi anaknya selepas pulang bekerja.

"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya lihat kondisi anak kayak gini," tuturnya, dilansir Kompas.

Dia bahkan berpesan untuk tak lagi mengerok punggung sang bayi jika mengalami masuk angin.

Sebab, sebenarnya semua kebutuhan terkait pertolongan pertama anaknya jika mengalami masuk angin, demam, maupun luka telah tersedia.

"Buat aku ini wajib banget punya untuk pertolongan pertama anak di rumah sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan," kata dia.

Penjelasan Dokter

Seorang bayi berusia 13 tahun dikeroki hingga viral, begini penjelasan dari dokter
Seorang bayi berusia 13 tahun dikeroki hingga viral, begini penjelasan dari dokter. Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya (Kompas.com)

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Debby Andina Landiasari menegaskan, kerokan pada bayi sangat tidak dianjurkan.

Hal itu lantaran kulit bayi masih sangat tipis dan halus, sehingga dapat memicu luka jika terjadi gesekan saat mengerok.

"Dan akan terasa perih jika terkena keringat atau pun air," kata dia,

Debby melanjutkan, luka bekas kerokan pada kulit bayi berpotensi menjadi tempat masuknya bakteri atau virus.

Akibatnya, bayi pun dapat mengalami infeksi.

Bukan hanya menimbulkan kemerahan dan luka, mengerok kulit bayi juga tidak memiliki manfaat dari segi medis.

"Betul, tidak ada manfaatnya," ujarnya.

Kendati demikian, jika anak terlanjur dikerok, orangtua dapat memantau apakah bekas kerokan menimbulkan luka maupun infeksi.

"Kemudian untuk ke depannya sebaiknya tidak mengerok bayi lagi," tambahnya.

Menurut Debby, sebenarnya tidak ada batasan usia pasti kapan seorang anak boleh mendapat kerokan.

Namun, umumnya, semakin bertambah usia, relatif semakin aman pula bagi anak untuk dikerok saat mengalami masuk angin.

"Hanya saja, perlu dipastikan lagi apakah kerokan benar-benar bermanfaat untuk meringankan gejala sakit pada anak," sambungnya.

Pasalnya, selain kerokan, masih banyak metode pengobatan lain yang dapat digunakan untuk meringankan gejala sakit pada anak.

Debby mengatakan, beberapa perawatan yang dapat dicoba, termasuk perbanyak minum, kompres menggunakan air hangat, serta mengonsumsi makanan atau minuman hangat.

"Yang perlu dipahami orangtua adalah terapi tradisional yang aman untuk orang dewasa belum tentu aman untuk anak karena anak bukan miniatur orang dewasa," tandasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)

Artikel ini telah tayang di Tribun Sumsel dengan judul Viral Bayi 13 Bulan Dikeroki,Dokter Sebut Sudah Tak Ada Manfaatnya Malah Berpotensi Masuknya Bakteri





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved