Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya

Kasus viral punggung bayi merah-merah bekas kerokan ini menimpa bayi yang masih berusia 13 bulan.


zoom-inlihat foto
Video-Viral-Punggung-Bayi-Merah-Bekas-Kerokan-dari-Suster-Ibu-Bayi-Mau-Nangis-rasanya.jpg
Kolase Tribunnewswiki/Kompas
Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Media sosial digegerkan dengan adanya kasus punggung bayi merah-merah bekas 'keroka' susternya.

Kasus viral punggung bayi merah-merah bekas kerokan ini menimpa bayi yang masih berusia 13 bulan.

Bayi berusia 13 bulan tersebut ternyata dikerok oleh sang babysitter saat ibunya tidak ada di rumah.

Begitu mengetahui bayi 13 bulan tersebut dikerok, sang ibu langsung syok.

Pasalnya, kerokan tersebut meninggalkan bekas merah di punggung sang bayi.

Baca: VIRAL Ibu Coba Buang Bayi di Perlintasan Kereta, Polisi Sebut Justru si Ibu yang Ingin Bundir

Baca: Tak Hanya di Indonesia, Kerokan Juga Jadi Metode Pengobatan Alternatif Segala Penyakit di China

Ibu dari bayi tersebut mengunggah kondisi punggung anaknya melalui akun TikTok @tia.rochman, Selasa (12/9/2023).

"Aku adalah team yang kerokan kalau masuk angin, tapi kalau bayiku dkerokin kaya gini engga sanggup rasanya," tulisnya dalam caption unggahan.

Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang bayi berusia 13 bulan dengan punggung bekas kerokan.
Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang bayi berusia 13 bulan dengan punggung bekas kerokan. (TikTok/@tia.rochman via Kompas)

 

Dalam postingan tersebut, terlihat punggung bayi yang memerah usai dikerok.

Bekas kerokan tersebut bahkan hampir menutupi seluruh punggung bayi 13 bulan tersebut.

Usai dibagikan, unggahan itu langsung diserbu oleh warga TikTok.

Hingga Jumat (15/9/2023) pagi, unggahan itu telah menuai lebih dari 8.800 komentar.

Sementara itu, seorang dokter buka suara atas aksi babysitter mengeroki bayi 13 bulan tersebut.

Sang dokter menuturkan bahwa aktivitas tersebut tidak disarankan, bahkan bisa berbahaya.

Bayi dikerok karena masuk angin

Saat dikonfirmasi, pemilik akun sekaligus ibunda dari bayi dalam video, Suntia Aulia menceritakan, dirinya mendapati bekas kerokan pada pungung sang anak yang baru berusia 13 bulan.

"Pas aku baru sampai rumah habis pulang kerja, bibi (pengasuh bayi) langsung bilang gini, 'Bu maaf ya, Bu, Baim saya kerokin'," ujar Suntia, dikutip Kompas.com atas izin, Kamis.

Baca: Menkes Terawan Usulkan Jual Terapi Kerokan ke Turis: Kerokan Bikin Takjub Orang Asing

Berdasarkan pengakuan pengasuhnya, bayi bernama Ibrahim atau kerap disapa Baim itu rewel dan tampak lemas. Padahal, sang anak biasanya bertingkah aktif dan tidak pernah merengek.

Saat diperiksa, ternyata Ibrahim mengeluarkan keringat dingin dan kembung pada bagian perut.

"Jadi bibi ini sejak ngurusin keempat anaknya memang kalau masuk angin suka kerokan. Jadi dia coba kerokin Baim pelan-pelan pakai koin seribu," ungkapnya.

Namun, setelah dikerok, punggung bayi berusia satu tahun lebih satu bulan itu justru langsung merah-merah. Suntia pun kaget dan ingin menangis saat melihat kondisi anaknya selepas pulang bekerja.

"Reaksi aku pasti kaget banget, mau nangis rasanya lihat kondisi anak kayak gini," tuturnya, dilansir Kompas.

Dia bahkan berpesan untuk tak lagi mengerok punggung sang bayi jika mengalami masuk angin.

Sebab, sebenarnya semua kebutuhan terkait pertolongan pertama anaknya jika mengalami masuk angin, demam, maupun luka telah tersedia.

"Buat aku ini wajib banget punya untuk pertolongan pertama anak di rumah sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan," kata dia.

Penjelasan Dokter

Seorang bayi berusia 13 tahun dikeroki hingga viral, begini penjelasan dari dokter
Seorang bayi berusia 13 tahun dikeroki hingga viral, begini penjelasan dari dokter. Video Viral Punggung Bayi Merah Bekas Kerokan dari Suster, Ibu Bayi: Mau Nangis rasanya (Kompas.com)

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Debby Andina Landiasari menegaskan, kerokan pada bayi sangat tidak dianjurkan.

Hal itu lantaran kulit bayi masih sangat tipis dan halus, sehingga dapat memicu luka jika terjadi gesekan saat mengerok.

"Dan akan terasa perih jika terkena keringat atau pun air," kata dia,

Debby melanjutkan, luka bekas kerokan pada kulit bayi berpotensi menjadi tempat masuknya bakteri atau virus.

Akibatnya, bayi pun dapat mengalami infeksi.

Bukan hanya menimbulkan kemerahan dan luka, mengerok kulit bayi juga tidak memiliki manfaat dari segi medis.

"Betul, tidak ada manfaatnya," ujarnya.

Kendati demikian, jika anak terlanjur dikerok, orangtua dapat memantau apakah bekas kerokan menimbulkan luka maupun infeksi.

"Kemudian untuk ke depannya sebaiknya tidak mengerok bayi lagi," tambahnya.

Menurut Debby, sebenarnya tidak ada batasan usia pasti kapan seorang anak boleh mendapat kerokan.

Namun, umumnya, semakin bertambah usia, relatif semakin aman pula bagi anak untuk dikerok saat mengalami masuk angin.

"Hanya saja, perlu dipastikan lagi apakah kerokan benar-benar bermanfaat untuk meringankan gejala sakit pada anak," sambungnya.

Pasalnya, selain kerokan, masih banyak metode pengobatan lain yang dapat digunakan untuk meringankan gejala sakit pada anak.

Debby mengatakan, beberapa perawatan yang dapat dicoba, termasuk perbanyak minum, kompres menggunakan air hangat, serta mengonsumsi makanan atau minuman hangat.

"Yang perlu dipahami orangtua adalah terapi tradisional yang aman untuk orang dewasa belum tentu aman untuk anak karena anak bukan miniatur orang dewasa," tandasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)

Artikel ini telah tayang di Tribun Sumsel dengan judul Viral Bayi 13 Bulan Dikeroki,Dokter Sebut Sudah Tak Ada Manfaatnya Malah Berpotensi Masuknya Bakteri





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved