"Dan pelaku diancam dibunuh oleh korban dalam mimpinya," imbuh AKP Nirwan Pohan.
Kini AAB mengaku menyesal dan meminta maaf.
Bahkan ia terlihat menangis menyampaikan permintaan maaf, saat dihadirkan dalam ungkap kasusnya di Polres Metro Depok.
"Saya kakak tingkat dari almarhum Naufal ingin minta maaf sebesar-besarnya kepada ibu korban, bapak korban, keluarga korban, dan kerabat-kerabat korban," kata AAB, Sabtu (5/8/2023).
"Juga teman-teman dan pihak-pihak yang dirugikan, dan semua orang yang sudah banyak saya kecewakan," timpalnya sambil menunduk menangis.
Ia juga mengatakan akan menerima hukuman dan segala konsekuensi atas perbuatannya.
"Saya ingin menjalani hukuman dan menerima konsekuensinya dengan kooperatif," ucapnya.
Diketahui Muhammad Naufal Zidan menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh seniornya, Altafalya Ardnika Basya atau AAB.
Ia ditemukan tewas di kamar kosnya sendiri di daerah Desa Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat.
Pembunuhan ini terjadi pada Rabu (3/8/2023) sore.
Namun mayat MNZ baru ditemukan dua hari kemudian.
Pelaku disebut menghabisi korban hanya karena iri dengan kesuksesannya.
AAB juga terlilit utang pinjaman online (pinjol) serta harus membayar kos.
Diketahui pelaku membungkus jasad korban menggunakan plastik sampah usai menghabisi nyawanya.
AKP Nirwan Pohan, mengatakan, usai melakukan pembunuhan, tersangka AAB kembali mendatangi kamar kos korban.
"Pada hari Kamis pagi, pelaku membeli plastik hitam yang biasa digunakan untuk tempat sampah dan kapur barus."
"Kemudian ia datang lagi ke kosan korban merapikan barang-barang, termasuk mengepel darah korban," ujar Nirwan dalam ungkap kasusnya di Polres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023).
Setelah rampung merapikan kamar kos korban, pelaku pun mengikat jasad korban menggunakan lakban.
"Kemudian tangan korban diikat tangannya pakai lakban dan jasadnya dimasukan ke dalam kantong plastik hitam itu."
"Lalu diikat lagi hingga membentuk pocong dan disimpan di kolong tempat tidur, baru setelah itu pelaku pergi," ucapnya.