Sosok Erdogan, Presiden Tiga Periode di Turki yang Populer & Jadi Simbol Kebangkitan Islam di Sana

Recep Tayyib Erdogan kembali terpilih menjadi Presiden Turki untuk ketiga kalinya.


zoom-inlihat foto
OZAN-KOSE-AFP.jpg
OZAN ​​KOSE / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyaksikan pidatonya selama rapat umum kampanyenya di distrik Sultangazi Istanbul, pada 12 Mei 2023. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersiap untuk bertemu pendukung garis kerasnya pada 12 Mei 2023 untuk menunjukkan kekuatan abadi di menghadapi tantangan pemilihan terberatnya selama dua dekade pemerintahannya.


Erdogan terpilih menjadi Presiden Turki dengan suara 52 persen yang mengalahkan dua pesaingnya.

Pada 28 Agustus, Erdogan resmi dilantik menjadi Presiden ke 12 di kantor Ankara.

Pengganti Erdogan pada kursi perdana menteri adalah Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu.

Karier Erdogan

- 1985: Ketua Partai Kesejahteraan di Provinsi Istanbul dan ikut serta dalam pemilihan wali kota untuk wilayah kosmopolitan Beyoğlu di Istanbul tengah.

- 1980: Calon Majelis Agung Nasional Turki

- 1991: Terpilih sebagi anggota parlemen dari Provinsi Istanbul

- 1994: Menjadi wali kota Istanbul Raya dan Presiden dari Dewan Metropolitan Istanbul Raya

- 2002: Kemenangan partainya AKP (Adelet ve Kalkinma Partisi). 

Kebangkitan menuju kekuasaan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato setelah menandatangani keputusan yang mengumumkan bahwa pemilihan umum nasional akan diadakan pada 14 Mei, di Kompleks Kepresidenan atau Kulliye di Ankara pada 10 Maret 2023.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato setelah menandatangani keputusan yang mengumumkan bahwa pemilihan umum nasional akan diadakan pada 14 Mei, di Kompleks Kepresidenan atau Kulliye di Ankara pada 10 Maret 2023. (Adem ALTAN / AFP)

Recep Tayyip Erdogan lahir pada Februari 1954. Dia dibesarkan sebagai putra dari seorang pelaut di Angkatan Laut di Laut Hitam di wilayah utara Turkiye.

Ketika dia berusia 13 tahun, ayahnya memutuskan untuk pindah ke Istanbul, dengan harapan bisa memberikan pendidikan yang lebih baik kepada kelima anaknya.

Saat muda, Erdogan pernah berjualan limun dan bagel wijen, yang dikenal sebagai “simit” demi mendapatkan uang tambahan.

Dia bersekolah di sekolah Islam sebelum meraih gelar manajemen dari Universitas Marmara Istanbul. Gelar diplomanya kerap menjadi sumber kontroversi.

Oposisi menuding dia tidak memiliki gelar sarjana penuh, namun setara dengan gelar vokasi, sebuah tuduhan yang selalu dibantah oleh Erdogan. Erdogan muda juga tertarik pada sepak bola.

Dia sempat menjadi bagian dari tim semi-profesional hingga tahun 1980-an.

Namun hasrat utamanya adalah politik. Pada 1970-an dan 1980-an, dia aktif di kalangan Islamis, dan bergabung dengqn Partai Kesejahteraan pro-Islam pimpinan Necmettin Erbakan.

Ketika partai tersebut semakin populer pada 1990-an, Erdogan mencalonkan diri sebagai wali kota Istanbul pada 1994, dan memimpin kota itu selama empat tahun.

Erbakan, perdana menteri Islamis pertama Turkiye, menjabat hanya satu tahun sebelum dipaksa mundur pada 1997 oleh militer, dan Erdogan juga berkonflik dengan otoritas sekuler di negara itu.

Pada tahun yang sama, dia dihukum karena menghasut kebencian rasial setelah membaca puisi nasionalis di depan umum yang salah satu lariknya berbunyi: “Masjid adalah barak kami, kubah adalah helm kami, menara masjid adalah bayonet kami, dan orang-orang yang loyal adalah tentara kami.”

Baca: Masjid Biru Turki

Baca: Diplomat Tinggi AS Kunjungi Zona Gempa Turki, Janjikan Bantuan hingga 100 Juta Dolar





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved