TRIBUNNEWSWIKI.COM – Laporan yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) hari Minggu, (30/4/2023), menyebutkan bahwa 14 juta pekerjaan di dunia ini bakal hilang dalam 5 tahun ke depan.
Laporan itu didasarkan pada survei terhadap lebih dari 800 perusahaan di dunia ini.
Pasar tenaga kerja diperkirakan bakal mengalami disrupsi besar akibat lesunya ekonomi dan munculnya teknologi yang mulai digunakan oleh berbagai perusahaan, misalnya teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Diperkirakan akan ada 69 juta pekerjaan baru pada tahun 2027. Akan tetapi, jumlah pekerjaan yang hilang akan lebih banyak, yakni 83 juta posisi. Dengan demikian, bakal ada 14 juta pekerjaan yang lenyap.
Dikutip dari CNN International, ada banyak faktor yang bisa menambah jumlah pekerjaan pada periode itu. Peralihan ke energi yang terbarukan bisa memunculkan pekerjaan. Di sisi lain, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi yang tinggi bakal membuat sebagai pekerjaan hilang.
Sementara itu, penggunaan teknologi kecerdasan buatan bisa berdampak positif maupun negatif.
Baca: Ramai ChatGPT, Elon Musk Minta Pengembangan Kecerdasan Buatan Ditangguhkan
Berbagai perusahaan akan memerlukan tenaga kerja baru yang bisa membantu menerapkan teknologi tersebut. WEF memprediksi bakal ada penambahan pakar machine learning dan kemanan siber hingga 30 persen pada tahun 2027.
Di sisi lain, penggunaan teknologi kecerdasan buatan akan memunculkan risiko juga. Salah satunya tenaga kerja yang digantikan oleh robot. Diperkirakan akan ada 26 juta pekerjaan bidang administratif dan pencatatan yang hilang pada tahun yang sama.
Staf entri data dan sekretaris diperkirakan menjadi pekerjaan yang paling banyak hilang atau terdampak.
Baca: Jokowi Akan Resmikan Program Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) Besok
Akan tetapi, perkiraan mengenai kecepatan pengadopsian teknologi otomatisasi direvisi kembali. Pada tahun 2020 diperkirakan akan ada 47 persen pekerjaan yang diotomatisasi tahun 2025. Perkiraaan ini direvisi, yakni menjadi 42 persen pada tahun 2027.
Sementara itu, perusahaan kini masih memikirkan jenis keterampilan yang dibutuhkan para karyawan. Menurut WEF, perusahaan kini lebih membutuhkan keterampilan penggunaan teknologi AI daripada pemrograman komputer.
(Tribunnewswiki)