TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dua pilot jet tempur Su-27 milik Rusia yang terlibat dalam insiden jatuhnya drone milik Amerika Serika (AS) di Laut Hitam akan diberi penghargaan oleh pemerintah Rusia.
Drone berjenis MQ-9 Reaper itu jatuh pada hari Selasa, (14/3/2023), setelah dua jet tempur Rusia bahan bakar ke arah drone itu. Kemudian, salah satu jet tempur menabrak baling-baling drone itu hingga membuatnya jatuh.
Rusia membantah bahwa jet tempur itu menabrak drone AS. Sebaliknya, Rusia menuding drone itu jatuh ketika melakukan manuver tajam.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Jumat, (17/3/2023), memuji para pilot itu karena berhasil mencegah drone AS masuk ke area yang dilarang dimasuki. Shoigu menyebut pelarangan itu sudah sesuai dengan aturan internasional.
Adapun pengumuman tentang pemberian penghargaan itu disampaikan sehari setelah militer AS merilis video tentang insiden tersebut. Dalam video itu terlihat ada satu jet tempur Rusia yang mendekai drone AS. Kemudian, jet itu membuang bahan bakar untuk mengganggu sistem optik drone itu.
Video itu juga memperlihatkan baling-baling drone yang rusak. Namun, peristiwa tabrakan di antara jet tempur Rusia dan drone AS tidak diperlihatkan.
Baca: Bertabrakan dengan Jet Tempur Rusia, Drone AS Jatuh di Laut Hitam
Sehari setelah drone itu jatuh, pejabat militer Rusia dan AS buka suara tentang peristiwa itu.
Gedung Putih menyebut Rusia telah melakukan tindakan sembrono. Namun, kantor kepresidenan AS itu berusaha untuk tidak meningkatkan ketegangan.
Baca: Rusia Berupaya Dapatkan Puing-Puing Drone AS yang Ditabrak Jet Tempur Su-27
Sementara itu, para pejabat AS menegaskan bahwa mereka tidak bia menentukan atau memverifikasi apakan pilot Rusia itu memang sengaja ingin menabrkanna pesawatnya ke drone itu. Kata mereka, jalur komunikasi dengan Rusia tetap terbuka.
Pejabat Rusia juga menegaskan bahwa komunikasi di antara kedua negara itu harus tetap terjaga. Akan tetapi, mereka mencela AS yang dianggap arogan lantaran menerbangkan drone di area yang terlarang.
Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dinas Keamanan Rusia turut buka suara.
"Amerika menjadi terlalu kotor, dan kita seharusnya tidak terlalu ramah kepada mereka," kata Medvedev.
Rusia sudah berulang kali mengungkapkan kekhawatirannya karena AS melakukan penerbangan di dekat Krimea untuk tujuan spionase. Rusia juga menuding AS berserta sekurunya terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. AS disebut menyediakan senjata dan data intelijen untuk Ukraina.
Baca: Perusahaan Tiongkok Akui Drone Buatannya Ditembak Jatuh di Ukraina
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang Rusia di sini.