Bertabrakan dengan Jet Tempur Rusia, Drone AS Jatuh di Laut Hitam

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut peristiwa ini merupakan provokasi dari AS.


zoom-inlihat foto
su-27-flanker.jpg
Wikimedia Commons/Dmitriy Pichugin
Ilustrasi Su-27 Flanker milik Rusia


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Militer Amerika Serikat (AS) mengklaim drone atau pesawat tanpa awak miliknya jatuh di Laut Hitam karena bertabrakan dengan jet tempur Su-27 milik Rusia, (14/3/2023).

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut peristiwa itu merupakan provokasi dari AS.

Menurut AS, dua jet tempur Su-27 mencegat drone mata-mata AS secara sembrono ketika terbang di zona udara internasional.

AS mengatakan jet itu membuang bahan bakar ke drone berjenis MQ-9 itu. Kemungkinan hal itu bertujuan untuk merusak atau "membutakan" drone itu.

Jet tersebut kemudian terbang di depan drone itu dan membuat manuver berbahaya. Pada pukul 07.03 (06.03 GMT), salah satu jet bertabrakan dengan drone dan membuatnya jatuh.

AS mengklaim Rusia tidak mendapatkan puing-puing drone itu. Jet Rusia kemungkinan juga mengalami kerusakan.

"Pada kenyataannya, tindakan yang berbahaya dan tidak profesional yang dilakukan Rusia nyaris menyebabkan kedua pesawat itu jatuh," kata Jenderal James Hecker dari Angkatan Udara AS dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters.

Baca: Intelijen: Tiongkok Pertimbangkan Kirim Drone & Amunisi ke Rusia

Keterangan berbeda disampaikan oleh Kementerian Pertahahan Rusia. Kementerian itu membantah bahwa jet tempur Su-27 bersentuhan dengan drone AS. Drone itu justru diklaim jatuh setelah melakukan "manuver tajam". Rusia menyebut drone itu sudah dideteksi di dekat Semenanjung Krimea.

"Jet tempur Rusia tidak menggunakan onboard weapon-nya, tidak bersentuhan dengan drone itu dan kembali dengan aman ke landasan udaranya," demikian pernyataan Kementerian Pertahahan Rusia.

Baca: Bertuliskan Selamat Tahun Baru, Drone Kamikaze Rusia Serang Ukraina

Insiden di atas Laut Hitam itu belum bisa diverifikasi secara independen.

"[Insiden] itu adalah babak yang sangat sensitif dalam konflik ini karena insiden itu benar-benar menjadi kontak langsung pertama yang diketahui masyarakat, antara Barat dan Rusia," kata Elisabeth Braw, peneliti senior pada American Enterprise Institute di Washington.

Kementerian Luar Negeri AS telah memanggil Duta Besar Rusia, Anatoly Antonov, untuk membahas insiden itu.

"Bagi kami, kami tidak ingin ada konfrontasi antara Amerika Serikat dan Rusia. Kami mendukung pengembangan hubungan yang pragmatis demi keuntungan bagi rakyat Rusia dan Amerika," kata Antonov.

AS rutin menggelar pengintaian di kawasan Laut Hitam. Negara Adikuasa itu juga menggelontorkan puluhan miliar dolar guna membantu Ukraina yang kini berperang melawan Rusia. Namun, AS tidak terlibat langsung dalam perang itu.

Baca: Iran Kirim Personel ke Krimea untuk Ajari Tentara Rusia Gunakan Drone

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Rusia di sini.

 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di


KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved