Angka ini meningkat dari 241 kasus yang dilaporkan Kemenkes Jumat (21/10/2022).
Demikian pula dengan angka kematian yang kini mencapai 141 anak.
Jumlahnya meningkat dari yang sebelumnya dilaporkan mencapai 133 anak.
"(Data) per 22 Oktober (total) 245 kasus dan 141 kematian," kata Syahril saat dihubungi pada Senin (24/10/2022), dikutip dari Kompas.com.
Kasus tersebut ditemukan di 26 provinsi, namun belum memerinci lebih jauh provinsi mana saja yang telah memiliki kasus gangguan ginjal akut.
Sebelumnya pada Jumat, DKI Jakarta memiliki kasus tertinggi dengan total 57 kasus, diikuti Jawa Barat 33 kasus, Aceh 31 kasus, Jawa Timur 30 kasus, Sumatera Barat 22 kasus, Bali 16 kasus, dan Sumatera Utara 12 kasus.
Gangguan ginjal akut misterius banyak menyerang anak-anak umumnya balita.
Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare. Kemudian berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.
Sejauh ini, Kemenkes mengambil langkah konservatif untuk menyetop sementara penjualan obat sirup yang dinyatakan tidak aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ditemukan kristal tajam dalam ginjal anak-anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius.
"Kalau masuk ke tubuh kita, kita melakukan metabolisme untuk mengubah senyawa kimia tadi. Kalau masuk ke ginjal jadi kristal kecil tajam-tajam," kata Budi dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
(TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWSWIKI/PUTRADI PAMUNGKAS/Ka)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Presiden Jokowi Instruksikan Pengobatan Gratis Bagi Pasien Gagal Ginjal Akut Anak