TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bripa Ricky Rizal alias Bripka RR, yang menjadi satu di antara 5 tersangka pembunuhan Brigadir J mengubah keterangannya.
Hal tersebut dilakukan Bripka RR setelah dikunjungi oleh istri dan keluarganya.
Erman Umar, selaku kuasa hukum Ricky Rizal, di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022) mengatakan kliennya takut.
"Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” jelas Erman dikutip dari Kompas.
Sebagai informasi, Bripka RR disebut ikut membantu dan menyaksikan proses pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofryansyah Yosua Hutabarat.
Akan tetapi, Bripka RR sama seperti empat tersangka lain yang juga disangkakan pasal pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 juncto 338 juncto 55 dan 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Baca: Sambo, Putri Candrawathi, & Susi Akan Diperiksa Pakai Lie Detector, Polri: Menguji Tingkat Kejujuran
Baca: Komnas HAM : Bisa Saja Istri Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J
Bripka RR, kata Erman, sempat mengikuti skenario Ferdy Sambo soal insiden baku tembak di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
Keterangan Bripka RR lalu berubah usai mendapat kunjungan dari keluarganya.
Erman mengatakan, kliennya takut pada Ferdy Sambo sehingga mengikuti skenario suami Putri Candrawathi tersebut soal insiden baku tembak.
Untungnya, usai keluarganya memberikan penguatan pada dirinya Bripka RR mulai berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
“Nah itu, jadi yang pertama itu (skenario baku tembak). Dia berbalik arah itu setelah, mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama isteri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” lanjut Erman.
Erman juga mendorong Bripka RRuntuk berkata jujur bahkan saat pemeriksaan menggunakan lie detector atau alat pendeteksi kebohongan.
Saat ini, imbuh kuasa hukum Bripka RR tersebut, kliennya sudah mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dan tidak mengikuti skenario Sambo.
“Saya sampaikan, 'ini kamu kalau kamu bohong pasti ketahuan karena ini ada alat untuk mendeteksi. Tapi kalau masih ada, kamu jujur'. Dia bilang, 'tidak, saya akan bicara benar',” ucap Erman.
Hasil Uji Lie Detector Ferdy Sambo Tidak Diumumkan Polri, Berbeda dengan 3 Tersangka Lain
Hasil uji lie detector atu uji polygraph Ferdy Sambo tidak diumumkan Puslabfor ke publik.
Hal ini berbanding terbalik dengan hasil lie detector oleh 3 tersangka lain yang juga menjalani uji pendeteksi kebohongan tgersebut.
Sebagai informasi, 3 tersangka lain yaitu Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, dan Kuat Maruf alis KM hasil ujinya diumumkan.
Hasil lie detector ketiga tersangka tersebut tidak menunjukkan adanya kebohongan.
Baca: Ada Perbedaan Keterangan Ferdy Sambo dan Bharada E saat Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J
Baca: Ditetapkan Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Kuat Maruf Sempat Melarikan Diri
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan dalam keterangan tertulis.
"Barusan saya dapat hasil sementara uji Polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya 'No Deception Indicated' alias Jujur,"kata Andi, Selasa (6/9/2022).
Namun berbeda dengan hasil lie detector milik Ferdy Sambo.
Polri memberikan alasan soal hasil lie detector Ferdy Sambo yang tidak diumumkan.
Mereka menyebut hasil uji milik mantan Kadiv Propam yang jadi tersangka pembunhan Brigadir J ini masuk pro justicia.
Diketahui,sekarang ini Puslabfor masih melengkapi berkas keterangan saksi ahli.
Irjen Dedi Prasetyo, Kepala Divisi Humas Polri, menjelaskan hasil uji poligraf tersebut masih berproses oleh laboratorium forensik, seperti dikutip dari Kompastv.
Ini berbeda dengan tiga tersangka pembunuh lain, yaitu Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Sebelumnya diberitakan, Polri mengatakan hasil pemeriksaan menggunakan lie detector atau pendeteksi kebohongan dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam persidangan.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi menjelaskan lie detector yang dimiliki Puslabfor Polri sudah terverifikasi.
Oleh karena itu, pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan itu memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
"Sama dengan ikatan forensik di Indonesia, untuk polygraph ada ikatan secara universal di dunia, pusatnya di Amerika."
"Dan alat polygraph yang digunakan puslabfor kita ini semuannya sudah terverifikasi dan juga sudah tersertifikasi baik ISO maupun dari perhimpunan polygraph dunia," papar Dedi, dikutip dari tayangan YouTube KompasTv, Kamis (8/9/2022).
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan lie detector yang dimiliki Polri merupakan buatan Amerika dan telah digunakan Puslabfor Polri sejak tahun 2019 lalu.
Dia mengklaim lie detector itu memiliki tingkat akurasi mencapai 93 persen.
Lantaran itulah, hasil polygraph atau lie detector dinilai memiliki kekuatan hukum.
"Alat yang kita punya ini alat dari Amerika tahun 2019 dan tingkat akurasinya 93 persen," imbuh Dedi.
"Hasil polygraph setelah saya berkomunikasi dengan puslabfor dan juga operator polygraph, bahwa hasil polygraph atau lie detector itu adalah pro justitia. Nanti penyidik juga mengungkapkan ke depan."
"Kenapa saya bisa sampaikan pro justitia? Karena tingkat akurasi 93 persen. Kalau di bawah 90 persen itu tidak masuk dalam ranah pro justitia," sambung Dedi.
Dia mengatakan hanya penyidik yang berhak mengungkap hasilnya kepada publik termasuk dalam persidangan.
Lima tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J telah diperiksa menggunakan alat lie detector.
Salah satu tersangka yang diperiksa menggunakan alat lie detector tepat hari ini Kamis (8/9/2022) ialah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Ya, betul (Ferdy Sambo uji lie detector hari ini)," ujar Dedi saat dikonfirmasi, Kamis (8/9/2022).
Dedi mengatakan nantinya proses pemeriksaan dengan lie detector terhadap Ferdy Sambo akan dilaksanakan di labfor di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Tes lie detector FS di Labfor Sentul," kata dia.
Tersangka lainnya, yakni Bharada E, Brigadir Ricky Rizal (RR), serta Kuat Ma'ruf (KM) juga, menjalani pemeriksaan menggunakan alat lie detector.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi menjelaskan hasil pemeriksaan ketiga tersangka tersebut tidak menunjukkan adanya kebohongan.
"Barusan saya dapat hasil sementara uji polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya 'No Deception Indicated' alias Jujur," kata Andi Rian.
Dia menjelaskan hasil tes polygraph tersebut dilakukan sebagai upaya membantu penyidik dan memperkaya bukti dan petunjuk untuk penyidik.
"Uji poligraph sekali lagi saya jelaskan bertujuan untuk memperkaya alat bukti petunjuk," katanya.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)