TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sementara ini kesalahpahaman menjadi motif penganiayaan terhadap santri Pondok Gontor berinisal AM hingga berujung tewas.
Kesalahpahaman yang dimaksud antara korban dan terduga pelaku karena masalah kekurangan alat.
Hingga akhirnya Penyidik Satuan Reskrim Polres Ponorogo memeriksa 11 saksi dalam kasus tewasnya AM.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Selasa (6/9/2022).
Terduga pelaku dalam kasus tewasnya AM di Pondok Gontor lebih dari satu orang.
Keterangan tersebut didapat dari pemeriksaan saksi.
Baca: Sosok Mas Bechi, Anak Pemimpin Pondok Pesantren yang Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Santri
Baca: Santri Gontor Tewas Akibat Dianiaya, Begini Tanggapan Kemenag
“Yang terduga (pelaku) lebih dari daripada satu orang,” kata Catur, dikutip dari Kompas.
Kapolres Ponorogo menjelaskan polisi tidak bisa untuk memberikan penjelasan lebih terkait penyebab kematian AM.
Keterangan tersebut akan disampaikan saksi ahli.
“Saksi ahli yang akan menyampaikan penyebab kematiannya,” jelas Catur.
Kepastian pelaku juga didapat dari hasil olah tempat kejadian perkara dan prarekonstruksi.
Catur menjelaskan, dalam pra rekonstruksi terlihat adegan penjemputan.
Lalu kegiatan yang mengakibatkan korban meninggal, sampai akhirnya dibawa ke IGD rumah sakit Pondok Gontor.
“Tadi pagi sampai siang polres melakukan olah TKP dan pengumpulan barang bukti di Ponpes Gontor. Selanjutnya dilakukan pra rekonstruksi dalam kejadian tersebut dengan total 50 adegan yang dirangkum dari awal sampai ke IGD,” papar Catur.
Pihak Gontor Buka Suara Terkait Kasus Tewasnya Santri Asal Palembang, Temukan Dugaan Penganiayaan
Akhirnya pihak Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur, buka suara terkait meninggalnya santri asal Palembang berinisial AM.
Pihak Pondok Gontor meminta maaf kepada orangtua dan keluarga AM atas kejadian yang menimpa AM.
AM diduga meninggal karena dianiaya.
Baca: Korban Tewas akibat Tabrakan Motor dengan Mercy di Pondok Indah Jadi 2 Orang
Baca: 2 Santri di Samarinda Keroyok Guru Pesantren hingga Tewas, Pelaku Kesal karena Ponselnya Disita
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara PMDG Ponorogo Noor Syahid, dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
Tim pengasuhan santri menemukan dugaan AM yang meninggal karena dianiaya.
Pihak Pondok Gontor sangat menyesalkan kejadian yang menewaskan santrinya tersebut.
Tak hanya itu saja, pondok modern ini juga mengklaim telah mengeluarkan santri yang diduga terlibat dalam kematian AM kepada orangtua masing-masing.
"Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum," tutur Noor Syahid, dikutip dari Kompas.
"Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor tidak memberikan toleransi segala aksi kekerasan di lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini," lanjutnya.
Mereka mengklaim masih terus menjalin komunikasi dengan pihak keluarga AM yang berada di Palembang.
"Sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," tutup dia.
Sebelumnya telah diberitakan, ibu asal Palembang, Sumatera Selatan, bernama Soimah mengadu ke Hotman Paris saat pengacara tersebut datang ke Palembang.
Soimah terlihat menangis dalam video nyang diposting di Instagram Hotman Paris.
Ibu asal Palembang ini menceritakan soal AM anaknya yang meninggal i Pondok Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pengacara kondang tersebut bersedia ikut mengawal Soimah untuk mencari keadilan atas tewasnya AM.
Soimah juga menyebut awalnya Pondok Gontor tidak menyampaikan soal penyebab AM tewas.
Pada mulanya, kata Soimah, ia dikabari dari pihak Pondok Gontor naknya meninggal karena kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Kabar tersebut didapatkan Soimah dari Ustad Agus, pengasuh Gontor 1 pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 Wib.
(TRIBUNNEWSWIKI/Ka)