"TRUMP-22" Diusulkan Jadi Nama Baru Monkeypox atau Cacar Monyet

"TRUMP 2022" atau "Toxic Rash of Unrecognised Mysterious Provenance of 2022" diusulkan menjadi nama baru cacar monyet.


zoom-inlihat foto
Ilustrasi-cacar.jpg
Istimewa
Ilustrasi penyakit cacar monyet


TRIBUNNEWSWIKI.COM - "TRUMP-22" menjadi salah satu usulan untuk nama baru monkeypox atau cacar monyet.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mencari nama baru untuk penyakit itu karena istilah cacar monyet dianggap "mendiskriminasi" monyet.

Sebagai contoh, pekan lalu di Brasil terjadi serangan terhadap monyet sehubungan dengan munculnya cacar monyet.

Ilmuwan kemudian mengusulkan virus cacar monyet diganti namanya menjadi hMPXV. Namun, nama ini belum populer.

Ada pula yang menyebut virus itu sebagai MPX dan MPXV. Kendati demikian, media kebanyakan masih menyebutnya sebagai cacar monyet.

Oleh karena itu, WHO meminta saran atau usulan nama dari masyarakat. Usulan yang diterima ditampilkan pada laman WHO.

Baca: WHO Bakal Ganti Nama Penyakit Cacar Monyet guna Hindari Diskriminasi dan Stigmatisasi

Virus itu sebenarnya sudah disebut sebagai cacar monyet sejak tahun 1958 karena teridentifikasi pertama kali pada beberapa monyet.

Cacar monyet kemudian juga ditemukan pada beberapa jenis hewan, terutama hewan pengerat.

Adapun virus itu pertama kali ditemukan pada manusia tahun 1970 di Kongo, Afrika.

Baca: Pakar: Mirip Covid-19, Cacar Monyet Tak Bisa Disetop Penyebarannya dengan Pembatasan

Menurut WHO, nama cacar monyet seakan memunculkan anggapan bahwa monyet sajalah yang menyebarkan virus itu.

Selain itu, menurut pakar, istilah cacar monyet memiliki kecenderungan rasis karena monyet terkadang dikaitkan dengan orang kulit hitam.

"Kami ingin mencar nama yang tidak menimbulkan stigmatisasi," kata Juru Bicara WHO Fadela Chaib, (26/7/2022), dikutip dari Euronews (20/8/2022).

Ilmuwan WHO telah mengubah nama-nama baru varian cacar monyet yang kini menyebar. Mereka menyebutnya Clade I, Clade II, dan Clade III.

 Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menghadiri konferensi pers yang digelar oleh Geneva Association of United Nations Correspondents (ACANU) pada 3 Juli 2020.
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menghadiri konferensi pers yang digelar oleh Geneva Association of United Nations Correspondents (ACANU) pada 3 Juli 2020. (FABRICE COFFRINI / POOL / AFP)

Nama yang diusulkan

Usulan-usulan mengenai nama baru cacar monyet telah ditampung sejak hari Selasa, (16/8/2022).

Ada dua aturan dalam memberikan usulan. Pertama, nama yang diusulkan tidak boleh menyertakan nama goeografis. Kedua, nama itu tidak boleh menyertakan sejumlah kategori, misalnya orang atau hewan.

Kedua aturan itu diberlakukan agar nama baru cacar monyet tidak menimbulkan diskriminasi terhadap masyarakat atau hewan tertentu.

Baca: WHO Nyatakan Penyakit Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global

Ada yang mengusulkan nama Poxy McPoxface. Menariknya, ada pula yang mengajukan nama "TRUMP-22".

Nama itu seolah mengaitkannya dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Namun, sang pengusul menyebutkan bahwa nama itu adalah singkatan dari "Toxic Rash of Unrecognised Mysterious Provenance of 2022".

Ilmuwan dari Sekolah Kedokteran Harvard mengusulkan OPOXID dan POXVID-22.

Yang lainnya mengajukan nama climber pox atau "cacar hewan pemanjat" karena monyet merupakan pemanjat yang baik.

Selain itu, muncul pula nama Orthopox-22 dan Magnuspox untuk mengenang Preben von Magnus, ahli virus yang menemukan virus itu.

Adapun organisasi kesehatan laki-laki di Kanada, REZO, mengusulkan nama Mpox. Nama itu kini mulai populer.

Baca: Mulai Menghantui Indonesia, Seberapa Bahaya Penyakit Cacar Monyet?

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang cacar monyet di sini

 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved