TRIBUNNEWSWIKI.COM - Drone atau pesawat tak berawak milik Ukraina menyerang armada Rusia di Laut Hitam.
Serangan itu dilaporkan melukai enam orang dan membuat festival Hari Angkatan Laut di Kota Sevastopol, Krimea, terpaksa dihentikan.
"Tidak ada korban jiwa, enam orang terluka, dua dalam kondisi sedang, lainnya berada dalam kondisi stabil," kata Wali Kota Sevastopol Mikhail Razvozhaev dikutip dari USA Today.
Pihak armada Rusia mengatakan drone itu dibuat sendiri oleh Ukraina dan ledakannya terhitung kecil.
Pihak berwenang di Krimea kemudian mengumumkan bahwa "ancaman terorisme" di wilayah itu naik ke level "kuning".
Sevastopol berada sekitar 100 mil dari wilayah darat Ukraina. Kota itu sudah diduduki Rusia sejak Rusia mencaplok Krimea tahun 2014 silam.
Pasukan Rusia juga menguasai sebagian besar area pantai di sepanjang Laut Hitam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sudah berjanji akan kembali merebut Krimea dari tangan Rusia.
Baca: Zelenskiy Keluarkan Perintah: Warga Sipil di Donetsk Harus Mengungsi
Oleksiy Arestovich, salah satu ajudan Zelenskiy, berujar bahwa keberhasilan serangan drone itu menunjukkan lemahnya pertahanan udara Rusia.
"Apakah pihak Rusia mengakui ketidakmampuan sistem pertahanan udara mereka? Ataukah ketidakmampuan mereka di depan para partisan Krimea?" kata Arestovich melalui Telegram.
Hingga kini belum ada informasi mengenai asal drone tersebut.
Perkembangan terbaru di Ukraina
Perang antara pasukan Rusia dan pasukan Ukraina masih berlangsung di area Donbas.
Pada hari Minggu, (31/7/2022), Zelenskiy mewajibkan seluruh warga sipil di Donetsk untuk segera mengungsi.
Baca: Rusia Punya Target Baru di Ukraina: Lengserkan Presiden Zelenskiy
Menurut Zelenskiy, perintah mengungsi itu merupakan "keputusan pemerintah" Ukraina.
"Segalanya sedang diatur. Dukungan penuh, bantuan penuh—logistik dan keuangan. Kita hanya memerlukan satu keputusan dari rakyat sendiri, yang belum membuanya untuk diri mereka sendiri," kata Zelenskiy dikutip dari CNN International.
"Makin cepat dilakukan, makin banyak orang yang saat ini meninggalkan Donetsk, makin sedikit waktu yang dimiliki Rusia untuk melakukan pembunuhan," kata dia.
Dia juga mendesak warga Ukraina untuk meyakinkan sesamanya untuk meninggalkan Donbas yang kini menjadi medan tempur.
Baca: Rusia Disebut Rekrut Relawan untuk Perang di Ukraina, Iming-imingi Gaji Tinggi
"Terutama jika mereka berkeluarga dan punya anak," ujar Zelenskiy.
Sementara itu, serangan Rusia di Kota Mykolaiv menewaskan salah salah satu orang terkaya di Ukraina, Oleksiy Vadatursky.