Presiden Prancis Macron Sebut Rusia 'Negara Penjajah Terakhir'

Macron menjuluki Rusia "negara penjajah" karena Rusia berani menginvasi Ukraina.


zoom-inlihat foto
Macron-dan-Presiden-Rusia-Vladimir-Putin.jpg
THIBAULT CAMUS / POOL / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers di Moskow, (7/2/2022).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron menjuluki Rusia sebagai "negara penjajah" ketika dia berkunjung ke Benin.

Hal ini karena Rusia nekat menginvasi Ukraina dan masih berlangsung hingga saat ini.

"Karena memutuskan menyerbu negara tetangga untuk menjaga kepentingannya di sana, Rusia jadi salah satu negara penjajah terakhir," kata Macron, Rabu (27/7/2022), dikutip dari Euronews.

Pernyataan itu disampaikan Macron saat dia melakukan konferensi pers bersama Presiden Benin Patrice Talon.

"Saya berbicara di sebuah benua [Afrika] yang pernah mengalami imperialisme kolonial," kata dia.

Benin sendiri pernah dijajah oleh Prancis selama lebih dari 150 tahun.

Negara di Afrika Barat itu baru mendapatkan kemerdekaan penuh pada tahun 1960.

Baca: Emmanuel Macron

Kepada negara-negara Afrika, Macron memperingatkan bahwa kini ada "perang dunia campuran jenis baru" yang sedang dilakukan oleh Rusia.

Kata Macron, dalam perang itu "informasi, energi, dan pangan" turut dijadikan senjata.

Sejak invasi dimulai, Rusia memang dilaporkan menghalangi aktivitas ekspor gandum dan biji-bijian lainnya dari Ukraina.

Tindakan Rusia itu mengancam ketahanan pangan dunia dan memperparah krisis pangan.

Baca: Halangi Ekspor, Rusia Disebut Ubah Gelombang Krisis Pangan Jadi Tsunami

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah bahwa Rusia telah menyebabkan krisis energi dan pangan.

Dia mencela adanya "kampanye yang sangat berisik" seputar masalah pangan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) di Moskow tanggal 7 Februari 2022 untuk membicarakan krisis Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) di Moskow tanggal 7 Februari 2022 untuk membicarakan krisis Ukraina. (SPUTNIK / AFP)

Sebelumnya, Macron sempat mencela adanya "kemunafikan" sejumlah negara yang tidak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.

Menurutnya ada beberapa negara Afrika yang hingga kini belum mengutuk tindakan Rusia.

Dalam konferensi pers itu, Talon mengatakan hubungan Benin dan Prancis "tidak terhalang dan sudah tidak memiliki beban masa lalu".

Baca: Rusia Kembali Kurangi Pasokan Gas ke Eropa, Pejabat AS: Buat Kepanikan

Menurut AFP, hubungan kedua negara itu memang makin baik setelah Prancis mengembalikan 26 khazanah nasional Benin yang dirampas oleh tentara Prancis tahun 1892.

"Sikap ini telah mengubah citra Prancis dengan menunjukkan bahwa membangun hubungan yang setara itu memungkinkan," kata Jose Pliya, salah satu penasihan Talon.

Macron menyempatkan diri mengunjungi pameran artefak kuno di Cotonou, Benin.

Dia kemudian berjanji akan meneruskan proses pengembalian benda-benda milik Benin.

Sejumlah artefak milik Benin masih berada di Prancis. Salah satunya patung Dewa Gou yang disimpan di Museum Louvre.

Baca: Beda dengan Biden, Presiden Prancis Macron Enggan Tuding Putin Lakukan Genosida

Pemerintah Benin telah berulang kali menyampaikan keinginannya untuk memulangkan artefak itu.

Macron juga berjanji bahwa Prancis akan terus membantu keamanan Benin, terutama dengan menyediakan peralatan dan intelijen.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Emmanuel Macron di sini

 

 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved