Kapolri Jenderal Listyo Sigit Copot Irjen Ferdy Sambo dari Jabatan Agar Penyidikan Makin Jelas

Akhirnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Kadiv Propam Ferdy Sambo dari jabatannya


zoom-inlihat foto
Brigadir-Polisi-Brigpol-div-Propam-Polri-Irjen-Ferdy-Sambo-dan-istrinya-Putri.jpg
Kolase TribunPalu.com/Handover
Brigadir Polisi (Brigpol) Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua alias Brigadir J dan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri


Tak sampai di situ saja ia juga mempertanyakan tujuan Brigadir J masuk ke ruang istri Kadiv Propam.

Termasuk juga tentang keterangan yang diungkapkan soal Birgadir Nopryansah Yosua Hutabarat yang masuk ke kamar dan melakukan pelecehan serta menodongkan pistol.

Lalu ia juga ikut menyoroti posisi ajudan Ferdy Sambo lain, yakni Bharada E.

Keanehannya adalah Bharada E yang justu berada di rumah saat Kadiv Propam tidak di rumah.

"Seharusnya kan ikut mengawal," kata TB Hasanuddin dikutip dari TribunJabar.id.

Pangkat kedua polisi yang saling tembak juga menjadi sorotan TB Hasanuddin karena terbalik.

"Itu kan kebalik. Sopir seharusnya yang Bharada, sebaliknya, ajudan Brigadir pangkatnya," kata Tugabus.

7 Keanehan

Makam Brigadir J di Desa Sukamakmur, RT 8, Simpang Unit 1, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi- 8 jam sebelum dinyatakan tewas, Brigadi J kabari keluarga ingin menyusul berziarah. Kini HP ayah, ibu, dan adiknya diretas.
Makam Brigadir J di Desa Sukamakmur, RT 8, Simpang Unit 1, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi- 8 jam sebelum dinyatakan tewas, Brigadi J kabari keluarga ingin menyusul berziarah. Kini HP ayah, ibu, dan adiknya diretas. (TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG))

Keanehan dalam kasus penembakan ini disampaikan oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Dalam keterangan tertulis, Wakil Koordinator Kontras Rivanlee Anandar, pada Kamis (14/7/2022), menjelaskan 7 alasan tersebut.

"(Pertama) terdapat disparitas waktu yang cukup lama," buka Rivanlee Anandar dikutip dari Kompas.

Kejanggalan ini muncul berhubungan dengan pengungkapan kejadian yang dilakukan dua hari setelah insiden penembakan tersebut terjadi.

Keanehan kedua, pihak kepolisian dinilai berubah-ubah saat menyampaikan kronologi insiden penembakan tersebut.

Selanjutnya, jenazah Brigadir J ditemukan dengan adanya luka sayatan di wajah.

Bahkan, keterangan tersebut juga disampaikan oleh keluarga dari Brigadir J sendiri.

"(Kejanggalan keempat) keluarga sempat dilarang melihat kondisi jenazah," ucap Anandar.

Kelima, CCTV di sekitar lokasi yang dalam kondisi mati saat peristiwa penembakan tersebut terjadi.

Baca: Usai Temui Keluarga Brigadir J, Komnas HAM Bakal Panggil Irjen Ferdy Sambo dan Istri

Baca: ISU Perselingkuhan Istri Ferdy Sambo dan Brigadir J Berembus, Pihak Kepolisian: Kami Agak Sensitif

Kemudian disusul dengan Ketua RT di tempat kejadian perkara atau TKP tidak diberitahu dan tidak tahu soal peristiwa dan proses olah TKP.

Kejanggalan terakhir adalah posisi Kadiv Propam saat insiden tersebut terjadi juga tidak diketahui secara pasti.

Hal yang paling mencolok adalah adanya perbedaan keterangan dari Polri dan pihak keluarga.

Pihak keluarga Brigadir j menyebut korban memiliki 4 luka tembak pada tubuh.

Luka tersebut tepatnya dua luka pada dada, satu luka tembak di tangan, dan satu luka tembak lainnya pada leher.

Tak hanya itu saja, pihak keluarga juga mengatakan jenazah Brigadir J juga memiliki luka sayatan senjata tajam.

Tepatnya ada di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.

"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," ucap Anandar.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved