INI yang Terjadi di Rumah Ferdy Sambo Selama 3 Hari Usai Insiden Baku Tembak Brigadir J & Bharada E

Inilah yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo setelah tiga hari insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E


zoom-inlihat foto
Kadiv-Propam-Irjen-Ferdy-Sambo-dan-olah-TKP-polisi-di-rumahnya-Awalnya-disebut-OTK-te.jpg
Kolase Tribunnnews
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan olah TKP polisi di rumahnya. Awalnya disebut OTK, ternyata 3 orang yang melakukan intimidasi terhadap jurnalis di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo adalah oknum anggota Polri. Kini sanksi menanti oknum tersebut.


TRIBUNNEWSWIKI -Kasus kematian Brigadir J atau Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat masih menyisakan banyak misteri dan kejanggalan.

Mulai drai luka sayatan yang ditemukan di tubuh Brigadir J hingga pengungkapan kasus yang dilakukan setelah tiga hari kejadian berdarah tersebut.

Lantas apa yang terjadi sebenarnya selama tiga hari di rumah Ferdy Sambo?

Berikut Tribunnewswiki kupas terkait apa yang terjadi di rumah Ferdy Sambo setelah 3 hari kejadian baku tembak antar dua polisi ini.

Pada Jumat (8/7/2022), Seno Sukarto, Ketua RT setempat, adalah orang pertama yang mengungkapkan detik-detik baku tembak secara terperinci di rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Seno mengatakan, sekuriti mendengar adanya suara letusan pada Jumat, sore, di rumah dinas Polri bintang dua tersebut.

Akan tetapi, sekuriti tersebut hanya mengira suara ledakan tersebut hanya suara petasan.

Apalagi di saat bersamaan, sebagian umat muslim merayakan momen malam takbir Idul Ahda.

Selama ini, ungkap Seno, kompleks Polri atau tempat tinggal itu sering merayakan momen hari besar dengan memasang petasan.

"Suara itu lebih dari satu kali atau dua kali," kata Seno saat ditemui pada Rabu (13/7/2022).

Baca: Kuasa Hukum Sebut Tonton Video Penyiksaan Brigadir J, Kamaruddin: Disayat-sayat Pakai Benda Tajam

Baca: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Copot Irjen Ferdy Sambo dari Jabatan Agar Penyidikan Makin Jelas

Ketua RT tersebut lantas melanjutkan selama momen-momen penting petasan selalu dipasang di lapangan jaraknya hanya beberapa meter dari rumah dinas Polri dengan pangkat terakhir inspektur jenderal (irjen) itu.

"Itu (suara petasan saat jelang hari besar) biasa. (Petasan) saya taruh di pos saya bilang, sudah untuk diledakkan, sehingga sekitar masyarakat sekitar kompleks pada lihat," terang dia.

Tak sampai di situ, pria pensiunan Polri dengan pangkat terakhir mayjen itu juga membeberkan, ada sejumlah anggota polisi datang ke rumah Ferdy Sambo.

Bahkan anggota polisi itu datang hanya berselang beberapa jam saja sejak adanya suara letusan yang didengar sekuriti.

Kedatangan mereka juga terpantau oleh sekuriti.

"Ya rata-rata anggota. Itu katanya satpam loh. Saya hanya telepon saja. Saya tanyai satpam aja, bagaimana dan ada apa," terang Seno.

Sekuriti tersebut bahkan sempat ditegur Seno lantaran tak menayakan alasan kedatangan sejumlah anggota Polri ke kediaman Ferdy Sambo.

Sekuriti tersebu hanya menjawab takut dan khawatir salah apabila menanyakannya.

Rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan diduga menjadi lokasi penembakan yang menewaskan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat, Senin (11/7/2022).
Rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan diduga menjadi lokasi penembakan yang menewaskan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat, Senin (11/7/2022). (Kompas.com)

"Memang satpam juga saya tanya, 'kamu kok tidak mau periksa?'. Mereka takut salah. Jadi dia juga takut," jelas Seno.

Seno juga mengaku tak mengetahui pasti waktu jenazah Brigadir J dibawa oleh polisi dari dalam rumah Ferdy Sambo.

Bahkan termasuk kedatangan ambulans di tempat kejadian perkara ( TKP).

"Tidak tahu (proses membawa jenazah terekam CCTV atau tidak). Ambulans datang ke sini juga saya tidak nangkap. Tidak tahu (jenazah Brigadir J) dibawa pakai apa," papar Seno.

Seno mengaku merasa tersinggung dengan peristiwa baku tembak yang tak dilaporkan dan kedatangan sejumlah polisi tanpa seizinnya.

"Tidak ada (laporan), belum ada. Bahwa dia (Polri) datang ke sini melakukan pemeriksaan, itu istilahnya kulo nuwun juga tidak ada sama sekali," ucap Seno.

Kemarahan Seno memuncak setelah mengetahui bahwa beberapa polisi juga mengganti dekoder kamera CCTV yang berada di pos sekuriti kompleks perumahan tersebut.

Proses penggantian dekoder, ungkap Seno,itu juga dilakukan tanpa seizinnya.

Ketua RT ini mengaku lagi-lagi mengetahui kabar tersebut dari laporan sekuriti.

"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam," lanjutnya.

Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.

Baca: Kompolnas Datangi Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo guna Awasi Proses Penyelidikan

"Sampai sekarang saya ketemu aja (polisi yang mengganti) juga tidak. Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT," ucap Seno.

Pada Minggu (10/7/2022), tidak diketahui pasti peristiwa yang terjadi di rumah Kadiv Propam ini.

Akan tetapi perlu diketahui, saat itu jenazah Brigadir J sudah tiba di rumah duka di Jambi.

Jenazah Brigadir J juga sudah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Lalu pada Senin (11/7/2022), Polisi baru mengumukan tentang adanya kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E, yang tak lain adalah dua ajudan Ferdy Sambo.

Brigjen Pol Ahmad Ramadhan , Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri memberikan keterangan baku tembak terjadi lantaran Brigadir J diduga sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Ferdy Sambo.

“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” ungkap Ramadhan, Senin.

Ramadhan juga mengungkapkan saat kejadian baku tembak tersebut Ferdy tidak sedang di rumah.

Ferdy mengetahui peristiwa itu usai istrinya menelfon dirinya.

“Pak Kadiv Propam langsung menelepon Polres Jakarta Selatan dan Polres Jakarta Selatan melakukan olah TKP,” ujar Ramadhan.

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi mengatakan, alasan kasus tersebut baru dibeberkan karena kesibukan jelang Idul Adha, termasuk awal media.

"Mungkin teman-teman pada saat itu karena malam Idul Adha. Karena ada sebagian hari Sabtu sudah merayakan sehingga teman-teman (wartawan) mungkin banyak konsen ke Idul Adha jadi tidak konsentrasi ke polres, padahal polres sedang melakukan olah TKP," kata Budhi, Selasa (12/7/2022).

7 Keanehan Dalam Kasus Tembak Mati Brigadir J di Rumah Kadiv Propam

Inilah 7 keanehan dalam kasus penembakan mati Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Keanehan dalam kasus penembakan ini disampaikan oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Dalam keterangan tertulis, Wakil Koordinator Kontras Rivanlee Anandar, pada Kamis (14/7/2022), menjelaskan 7 alasan tersebut.

"(Pertama) terdapat disparitas waktu yang cukup lama," buka Rivanlee Anandar dikutip dari Kompas.

Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J.(TRIBUN/ISTIMEWA)
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J.(TRIBUN/ISTIMEWA) (Istimewa)

Kejanggalan ini muncul berhubungan dengan pengungkapan kejadian yang dilakukan dua hari setelah insiden penembakan tersebut terjadi.

Keanehan kedua, pihak kepolisian dinilai berubah-ubah saat menyampaikan kronologi insiden penembakan tersebut.

Selanjutnya, jenazah Brigadir J ditemukan dengan adanya luka sayatan di wajah.

Bahkan keterangan tersebut juga disampaikan oleh keluarga dari Brigadir J sendiri.

"(Kejanggalan keempat) keluarga sempat dilarang melihat kondisi jenazah," ucap Anandar.

Kelima, CCTV di sekitar lokasi yang dalam kondisi mati saat peristiwa penembakan tersebut terjadi.

Kemudian disusul dengan Ketua RT di tempat kejadian perkara atau TKP tidak diberitahu dan tidak tahu soal peristiwa dan proses olah TKP.

Kejanggalan terakhir adalah posisi Kadiv Propam saat insiden tersebut terjadi juga tidak diketahui secara pasti.

Hal yang paling mencolok adalah adanya perbedaan keterangan dari Polri dan pihak keluarga.

Pihak keluarga Brigadir j menyebut, korban memiliki 4 luka tembak di tubuh.

Luka tersebut tepatnya dua luka di dada, satu luka tembak di tangan, dan satu luka tembak lainnya di bagian leher.

Tak hanya itu saja, pihak keluarga juga mengatakan jenazah Brigadir J juga memiliki luka sayatan senjata tajam.

Tepatnya ada di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.

"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," ucap Anandar.

Sebagai informasi, nama Brigadir J mencuat setelah kabar dirinya ditembak mati di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Brigadir J dituduh karena melecehkan istri Kadiv Fredy Sambo, Putri Cendrawathi.

Lantas siapa Brigadir J sebenarnya?

Baca: Sosok Brigadir J, Ajudan yang Ditembak Mati karena Diduga Lecehkan Istri Kadiv Propam

Baca: Profil Bharada E yang Tembak Brigadir J hingga Tewas: Pengawal Irjen Ferdy Sambo

Berikut informasi yang berhasil Tribunnewswiki himpun terkait sosok Brigadir J:

Brigadir J memiliki nama lengkap Nopriansah Yosua Hutabarat.

Sosok Brigadir J diketahui sebagai warga di di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, dikutip dari Kompas.com.

Yosua adalah anak kedua dari seorang ibu yang berprofesi sebagai guru dan ayah yang bekerja sebagai petani.

Pria asal Jambi ini menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 74 Muaro Jambi.

Lalu melanjutkan ke SMP Negeri 12 Muaro Jambi, dan SMA Negeri 4 Muaro Jambi.

Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Ferdy Sambo dan Almarhum Brigadir J
Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Ferdy Sambo dan Almarhum Brigadir J (HO / Tribun Medan)

Setelah lulus Brigadir J langsung mengikuti tes polisi di SPN Polda Jambi tahun 2012.

Kemudian ia menjadi anggota Brimob.

Brigadir J juga sempat bertugas di arolangun, Jambi, kemudian ditugaskan di Papua selama beberapa tahun.

Saat di kediamannya di Muaro Jambi, Selasa (12/7/2022), Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, mengungkapkan anaknya adalah seorang sniper dan biasa ditugaskan di daerah-daerah rawan.

"Kalau ada Lebaran, dia ditempatkan di titik-titik rawan untuk sniper," ujar Samuel.

Brigadir Yosua tak lain adalah anggota poliri yang bertugas di Propam Mabes Polri sebagai ajudan yang ikut dengan Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui, Brigadir J menempati posisi ajudan pejabat Polri sudah 2 tahun lamanya.

Menurut Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J, anggota polisi berusia 27 tahun itu bekerja dengan baik sehingga dapat diberikan kepercayaan menjadi ajudan Kadiv Propam Polri.

"Dilihat Yosua bagus sehingga Pak Ferdy Sambo, Kadiv Propam, menarik Yosua jadi ajudan," tuturnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved