TRIBUNNESWIKI.COM - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin takut "percikan api demokrasi" menyebar di Rusia.
Hal itu diungkapkan Olaf Scholz kepada media lokal Jerman bernam Muenchner Merkur, (20/6/2022).
Menurut Olaf Scholz, Vladimir Putin kini berusaha memecah belah Eropa.
Selain itu, kata Scholz, Putin juga ingin kembali ke dunia yang didominasi oleh pengaruh kekuasaan.
Transkrip wawancara tersebut diterbitkan di laman pemerintah Jerman.
Dalam wawancara itu Scholz ditanya apakah Putin bisa menerima kenyataan bahwa Ukraina yang kini mendekat ke Uni Eropa.
"Presiden Rusia harus menerima bahwa di sekitarnya ada masyarakat demokratis yang didasarkan pada hukum yang kini makin dekat satu sama lain," kata Scholz dikutip dari The Guardian.
"Dia jelas takut percikan demokrasi menyebar di negaranya."
Baca: Tunjukkan Solidaritas, Pemimpin Jerman, Prancis, & Italia Berkunjung ke Ukraina
Namun, ucapan Scholz dibantah oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
"Percikan api dari Jerman telah menyebar kepada kami beberapa kali. Kami tidak akan mengizinkan ada lebih banyak api," kaya Zakharova.
Scholz kunjungi Ukraina
Beberapa hari lalu Scholz sempat mengunjungi ibu kota Ukraina, Kiev, untuk menunjukkan solidaritas kepada negara bekas Uni Soviet itu.
Dia melawat ke Kiev bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, (16/6/2022).
Baca: Jerman Tuding Rusia Sengaja Jadikan Krisis Pangan & Kelaparan sebagai Senjata
Kunjungan itu untuk menunjukkan solidaritas dari para pemimpin Eropa untuk Ukraina yang kini berjuang menghadapi invasi Rusia.
Ketiga pemimpin itu pergi ke Kiev secara bersama-sama. Mereka disusul oleh Presiden Romania Klaus Iohannis yang juga bertolak ke Kiev.
Di sana mereka bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Hari kunjungan ini bertepatan dengan rapat yang digelar para Menteri Pertahanan negara-negara NATO untuk membahas bantuan militer untuk Ukraina.
Kedatangan keempat pemimpin itu juga terjadi menjelang pertemuan tingkat tinggi NATO di Madrid yang digelar tanggal 29—30 Juni.
Sebelumnya, pada tanggal 23—24 Juni, para pemimpin Eropa akan membuat keputusun mengenai permintaan Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.
Baca: Pangkas Banyak Ekspor ke Rusia, Jerman: Ekonomi Rusia Kini Tumbang
Baca: Setelah Dikritik, Jerman Kini Nyatakan Bakal Kirim Senjata Berat ke Ukraina
Sebelumnya, Scholz sering menolak pergi ke Kiev. Dia berujar tak ingin bergabung dengan "antrean orang-orang yang cepat masuk dan keluar demi kesempata berfoto".