TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah kota di Tiongkok dituding sengaja menggunakan aplikasi pelacakan Covid-19 untuk mencegah warga pergi berdemonstrasi.
Sejak pandemi bermula, Tiongkok telah menggunakan aplikasi ponsel untuk melacak dan mengisolasi warga yang diduga berpotensi menyebarkan virus Corona.
Namun, aplikasi ini mulai dicurigai setelah belakangan ini ada puluhan warga merasa ada yang aneh dengan aplikasi tersebut.
Ini berawal dari adanya puluhan orang yang pergi ke Kota Zhengzhou untuk melakukan unjuk rasa.
Mereka ingin berunjuk rasa karena kecewa rekening mereka dibekukan di tengah penyelidikan terjadap beberapa bank regional.
Sayangnya, ketika sampai di Zhengzhou, banyak yang mendapati bahwa kode status kesehatan mereka berubah dari hijau (sehat) menjadi merah (buruk).
Karena status kesehatan menjadi merah, mereka tidak lagi bebas berpindah tempat.
Baca: Dianggap Vulgar dan Pro-Amerika, Buku Matematika di Tiongkok Ditinjau Ulang
Baca: Jet Tempur Tiongkok Jatuh di Area Permukiman, Sebabkan Kebakaran & Tewaskan Warga
Salah satu dari mereka adalah Tom Zhang, pemilik bisnis tekstil, di Zhejiang.
Zhang berangkat ke Zhengzhou pada hari Minggu, (12/6/2022), dari sebuah kota yang bersih dari kasus Covid-19.
Namun, setelah tiba di Zhengzhou, dia didekati oleh polisi yang mengatakan bahwa status kesehatannya merah.
Dia diduga terkena Covid-19 atau menjadi kontak erat dengan pasien. Zhang kemudian ditahan di perpustakaan setempat selama sekitar 12 jam.
"Kode merah pastinya digunakan untuk membatasi kami, para nasabah," kata Zhang dikutip dari The New York Times.
"Itu hal yang sepenuhnya tak masuk akal."
Beberapa pengunjuk rasa mengatakan status kesehatan mereka menjadi merah ketika dalam perjalanan ke Zhengzhou.
Banyak di antara mereka yang mengunggah foto status kesehatan di media sosial Tiongkok.
Baca: Militer AS Akan Ikut Campur jika Taiwan Diserang, Tiongkok Berikan Peringatan
Baca: Intelijen AS: Tiongkok Sedang Persiapkan Militer agar Bisa Ambil Alih Taiwan
Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan status kesehatan bukan hal yang kebetulan, melainkan sebuah kesengajaan.
Pemerintah Zhengzhou kemudian dituding telah menyalagunakan kekuasaan melalui aplikasi Covid-19.
Hu Xijin, mantan editor surat kabar Partai Komunis Tiongkok, Global Times, kemudian buka suara.
Menurutnya, penggunaan status kesehatan selain untuk mencegah penularan Covid-19 adalah hal yang "merusak otoritas" sistem pemantauan.
Selain itu, hal tersebut juga bisa menghilangkan dukungan dari masyarakat.