"Dan untuk indikator transmisi di WHO, penularan ada 20 per 100 ribu penduduk per minggu," ujar Menkes Budi di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/6/2022), dikutip dari Tribunnews.
"Kita sekarang masih 1 per 100 ribu penduduk per minggu. Dua indikator transmisi itu kita masih terkontrol," sambungnya.
Budi mengungkapkan kenaikan kasus biasanya terjadi 27-35 hari usai perayaan hari besar keagamaan.
"Lebaran kita kan kemarin 2 Mei enggak naik kasusnya? Ya memang belum naik, karena kenaikannya ada di hari ke 27-35."
"Sekarang terjadi kenaikan, itu pertama normal, setiap hari raya besar pasti ada kenaikan," tambah Budi.
Serupa dengan Jokowi, Budi juga meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster guna mencegah penularan Covid-19.
Kenaikan Kasus Covid-19 Tak Bisa Dihindari
Baca: Kasus Covid-19 di Korea Utara Meroket, Ahli Sebut Sistem Perawatan Kesehatan Korut Terburuk di Dunia
Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyampaikan peningkatan kasus Covid-19 saat ini termasuk sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 sehingga menurutnya peningkatan kasus Covid-19 tidak bisa dihindari.
"Di mana lebih efektif dalam menginfeksi. Dan ini terlihat dari angka reproduksi yang hampir mencapai 10."
"Ini menunjukkan jika menemukan kasus infeksi yang meningkat tinggi, sulit dihindari," ucap Dicky kepada Tribunnews, Jumat (10/6/2022).
Dicky mengatakan yang harus dipahami saat menghadapi satu varian, yaitu tahu jika lebih efektif bersirkulasi di antara komunitas yang sudah memiliki antibodi, baik kekebalan yang terbentuk dari infeksi atau pun vaksinasi.
"Artinya bicara potensi lonjakan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 ya ada. Tentu kalau bicara kasus infeksi. Tapi sekarang indikator yang lebih tepat dilihat bukan kasus infeksinya," imbuhnya.
Kendati begitu, Dicky pun mengingatkan bahwa orang yang sudah terinfeksi dapat mengalami long Covid-19.
Karena meskipun seseorang telah melakukan vaksinasi, risiko tersebut tetap ada.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)
Baca lengkap soal Covid-19 di sini