Penembakan di SD Texas, Donald Trump Ingin Guru Dipersenjatai untuk Berjaga-jaga

Trump mengatakan keberadaan senjata bukanlah penyebab terjadinya penembakan di sekolah.


zoom-inlihat foto
mantan-presiden-as-donald-trump-berpidato-di-konferensi-tindakan-politik-konservatif.jpg
JOE RAEDLE / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Mantan Presiden AS Donald Trump berpidato pada Konferensi Tindakan Politik Konservatif (CPAC) yang diadakan di Hyatt Regency pada 28 Februari 2021 di Orlando, Florida.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peristiwa penembakan di Sekolah Dasar (SD) Robb di Texas, Amerika Serikat (AS), disoroti oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Trump mengatakan keberadaan senjata bukanlah penyebab terjadinya penembakan.

Menurut Trump, penyebabnya utamanya ialah kesehatan mental warga AS.

Hal ini disampaikan Trump dalam pidatonya di depan Asosiasi Senjata Api Nasional atau National Rifle Association, Jumat (27/5/2022, di Houston.

"Adanya kejahatan di dunia kita bukanlah alasan untuk melucuti senjata milik warga negara yang taat hukum," kata Trump dikutip dari The New York Times.

"Namun, [menjadi] salah satu alasan terbaik untuk mempersenjatai warga negara yang taat hukum."

Kendati demikian, ucapan Trump ini berbeda dengan pernyataannya ketika sebagai presiden. Saat itu dia menginginkan adanya pembatasan.

Sebagai contoh, setelah peristiwa penembakan di sekolah di Parkland tahun 2018, Trump mendesak pembatasan lebih ketat tentang kepemilikan senjata api.

Baca: Pecahkan Rekor, Sudah Ada 137 Kasus Penembakan di Sekolah AS per Mei 2022

Baca: Info Terbaru Kasus Penembakan di SD Texas: Sedikitnya 18 Siswa Tewas

Mantan Presiden AS Donald Trump berpidato pada Konferensi Tindakan Politik Konservatif (CPAC) yang diadakan di Hyatt Regency pada 28 Februari 2021 di Orlando, Florida.
Mantan Presiden AS Donald Trump berpidato pada Konferensi Tindakan Politik Konservatif (CPAC) yang diadakan di Hyatt Regency pada 28 Februari 2021 di Orlando, Florida. (JOE RAEDLE / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Dia meminta agar seseorang baru bisa membeli senjata api secara sah ketika sudah 21 tahun, sebelumnya 18 tahun.

Bahkan, dia sempat mengatakan ingin melarang peredaran senapan semiotomatis. Namun, para penasihatnya di Gedung Putin tidak menyarankan hal itu dilakukan.

Trump menyebutkan sejumlah penyebab adanya penembakan brutal di negaranya, yakni menurunnya kesehatan mental, kurang disiplin di sekolah, dan masalah di dalam keluarga inti.

"Tidak ada undang-undang yang bisa menyembuhkan dampak dari keluarga yang sudah tidak utuh," kata Trump.

Dia kemudian mendorong diberlakukan kebijakan yang pernah dia serukan, seperti mempersenjatai guru di sekolah untuk berjaga-jaga.

Kata Trump, jika terpilih kembali sebagai presiden, dia tidak akan keberatan apabila tentara federal dikerahkan ke area perkotaan demi mencegah kejahatan.

Kasus penembakan di sekolah meningkat

Penembakan brutal yang terjadi di SD Robb mengejutkan warga AS. Namun, kasus penembakan di sekolah AS belakangan ini memang sering terjadi.

Pada hari Selasa, (24/5/2022), peristiwa penembakan juga terjadi di sebuah SD di Washington D.C.

Dalam peristiwa itu, ada tiga siswa yang ditembak di area sekolah dan mengalami luka.

Baca: Pelaku Penembakan di SD Texas Kirim Pesan Peringatan di Facebook sebelum Beraksi

Sehari sebelumnya, ada tiga remaja yang ditembak ketika mereka akan pulang dari sekolahnya di Philadelphia.

Sementara itu, pekan lalu ada tiga peristiwa penembakan di sekolah di Michigan, Louisiana, dan Tennessee.

Menurut peneliti bernama David Riedman, jumlah kasus penembakan di sekolah AS kini memecahkan rekor baru.

Dikutip dari Reuters, tercatat sudah ada 137 kasus penembakan di sekolah tahun ini, per Mei 2022, atau bisa dikatakan hampir terjadi setiap hari. Tahun lalu jumlah kasus mencapai 249.

Riedman yang merupakan peneliti K-12 School Shooting Database mencatat setiap peristiwa penembakan yang terjadi di area sekolah.

Kata Riedman, sebelum penembakan di SD Robb terjadi, telah ada beberapa peristiwa penembakan di halaman sekolah di Texas yang menewaskan 27 orang. Korban luka mencapai 77 orang.

Selain itu, penembakan massal di sekolah juga makin banyak memakan korban.

Baca: Kasus Penembakan di Gereja California Diduga Dipicu oleh Konflik Tiongkok vs. Taiwan

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Donald Trump di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved