Kisah Warga Rusia yang Menentang Putin, Kini Membelot & Pimpin Pasukan Ukraina

Warga Rusia ini menganggap dirinya sebagai orang yang lari dari rezim penindasan di Rusia.


zoom-inlihat foto
Lugansk-Donbas.jpg
ANATOLII STEPANOV / AFP
Pasukan artileri Ukraina berada di garis depan pertempuran, di dekat Lugansk, Donbas, 10 April 2022.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pria asal Rusia menceritakan kisahnya menjadi komandan pasukan Ukraina.

Kandalaksha, nama sandi pria itu, memimpin satuan tempur relawan Ukraina yang bersembunyi di perbukitan Ukraina timur.

Selama dua bulan, satuan tersebut telah mempertahankan sebagian jalur selatan Kota Izium dan menghalangi serangan Rusia yang ingin merebut Donbas.

Dilansir dari The New York Times, (28/5/2022), Kandalaksha adalah warga negara Rusia.

Dia menganggap dirinya sebagai orang yang lari dari rezim penindasan.

Kandalaksha menentang pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kemudian memutuskan meninggalkan tanah airnya tahun 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea.

"Saya melawan rezim Putin," kata dia dikutip dari The New York Times.

"Saya paham bahwa tempat terbaik untuk rezim Putin ada di Ukraina."

Kandalaksha pun tiba di Ukraina dan segera bergabung dengan satuan relawan pada tahun 2015.

Dia mengaku ingin menjadi orang yang berguna bagi Ukraina, negara yang kini ditinggalinya.

Baca: Zelenskiy Tolak Serahkan Wilayah Ukraina demi Akhiri Perang: Mirip Nazi Tahun 1938

Baca: Diplomat Senior Rusia Berani Kecam Perang di Ukraina, Jubir Putin: Dia Melawan Kami

Peluncur roket BM-21
Peluncur roket BM-21 "Grad" milik Ukraina meluncurkan roket ke arah pasukan Rusia di Donbas, 10 April 2022. (ANATOLII STEPANOV / AFP)

Ketika Rusia melancarkan invasi bulan Februari lalu, dia kembali menjadi relawan tempur.

Kandalaksha ikut bertempur di area pinggiran Kiev, ibu kota Ukraina, selama sebulan.

Namun, setelah pasukan Rusia mundur dari Kiev dan memfokuskan wilayah Donbas, dia bersama satuan tempurnya dikirim ke timur.

"Kami tidak melihat mereka [pasukan Rusia], tetapi mereka menembak kami dengan rudal," kata dia.

Dia mengatakan Rusia hampir tiap hari meluncurkan rudal. Namun, dia dan pasukannya terus menahan gerak pasukan Putin.

Kini pasukan Rusia tengah menggencarkan serangan di Ukraina Timur. Pasukan Rusia ingin merebut kota dan desa yang berada di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Baca: Mantan Menlu AS Desak Ukraina Serahkan Wilayah yang Diduduki Rusia agar Perang Berakhir

Baca: Malu dengan Perang di Ukraina, Diplomat Senior Rusia Mengundurkan Diri

Beberapa hari sekali sejumlah prajurit dari Brigade Tempur Udara 95 Ukraina bergerak ke garis depan pertempuran.

Prajurit tersebut akan menggantikan rekannya yang ingin beristirahat.

Meski terus mendapat serangan, pasukan Ukraina memiliki moral yang tinggi. Mayoritas dari mereka sadar akan adanya kewajiban untuk melawan gerak pasukan Rusia.

"Semangat kami tinggi," kata Kandalaksha. "Semua pria yang bertempur sadar bahwa seluruh dunia kini mengandalkan Ukraina. Kami akan melakukan apa yang kami bisa."

Kandalaksha awalnya adalah seorang teknisi kelistrikan di Murmansk, Rusia bagian utara.

Dia kemudian tertarik kepada dunia politik sekitar tahun 2008 setelah melihat video dari aktivis oposisi dan politikus Rusia, Alexei Navalny.

Menurutnya, video tersebut mengungkap korupsi besar yang dilakukan oleh para pemimpin Rusia.

"Setelah itu saya paham bahwa semua uang ini akan diambil oleh presiden dan kalangan atas."

Dia kemudian mulai menjadi aktivis politik dan ikut dalam unjuk rasa besar di Moskwa tahun 2011 saat pemilu berlangsung.Hal itu membuatnya dimata-matai oleh agen rahasia Rusia.

Kandalaksha saat itu bekerja di pembangkit listrik. Namun, dia tidak bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi karena aktivitas politiknya.

Baca: Presiden Polandia: Jika Ukraina Dikorbankan, Akan Jadi Bencana Besar bagi Barat

Selanjutnya di pindah bekerja di Rusia bagian selatan. Ketika unjuk rasa besar terjadi di Ukraina, dia mulai mempertimbangkan pergi dari tanah airnya.

Keputusan ini sempat ditentang oleh keluarganya. Namun, dia tetap pergi.

Dia mengaku tidak menyesal meninggalkan negara asalnya. "Saya tidak yakin bakal kembali. Saya merasa sangat nyaman di sini."

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved