TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ada lebih dari 300 warga sipil di Kota Bucha yang tewas dan disiksa tentara Rusia.
Ucapan ini keluar saat Zelenskiy mengunjungi Bucha yang berada sekitar 30 km dari ibu kota Ukraina, Kiev, Senin (4/4/2022).
Di sana Zelenskiy terlihat mengenakan pelindung tubuh dan dikelilingi tentara Ukraina.
Dia membicarakan serangan Rusia terhadap kota-kota yang baru saja dibebaskan, yakni Stoyanka, Irpin, dan Bucha.
"Kota-kota ini benar-benar hancur," kata dia dikuti dari The Guardian. Zelenskiy mengatakan pihak berwenang telah memulai penyelidikan mengenai dugaan adanya kejahatan perang.
Kata Zelenskiy, ada informasi yang menyebutkan bahwa di Bucha ada lebih dari 300 orang yang tewas dan disiksa.
Dia juga memperingatkan bahwa korban sipil di kota-kota lain bisa jadi lebih banyak.
"Kini ada informasi bahwa di Borodyanka dan beberapa kota Ukraina yang telah dibebaskan, jumlah korban bahkan mungkin jauh lebih besar.
Baca: Joe Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Minta Presiden Rusia Diadili
Zelenskiy mengkritik para pemimpin negara Barat karena lambat dalam mengambil tindakan.
"Apakah ratusan penduduk kami harus mati dalam penderitaan agar beberapa pemimpin Eropa pada akhirnya bisa memahami bahwa negara Rusia pantas mendapat tekanan yang paling besar?," kata dia.
"Jika kami sudah mendapatkan apa yang diperlukan, kami bisa menyelamatkan ribuan penduduk," kata dia merujuk kepada bantuan militer yang diinginkannya.
Pada hari Selasa besok, Zelenskiy dijadwalkan berpidato pada sidang Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya, dia mengatakan Kiev ingin ada penyelidikan mengenai dugaan pembunuhan warga sipil di Ukraina.
Menurut Zelenskiy, Ukraina kini bersiap menghadapi "tindakan lebih brutal" yang dilakukan Rusia di Ukraina bagian timur dan Barat.
"Kami tahu apa yang akan mereka lakukan di Donbas," kata Zelenskiy.
Juru bicara Menteri Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyank mengatakan Rusia saat ini menyerang Kota Rubizhne dan Popasna di wilayah Luhansk.
Baca: Bawa Tentara Ukraina sebagai Sandera, Pasukan Rusia Tinggalkan Chernobyl
Menurut Motuzyank, Rusia juga bersiap menyerang Kota Severodonetsk dan kini berupaya merampas Mariupol.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bukti adanya pembunuhan warga sipil di Bucha hanyalah "puncak gunung es".
Kuleba mengatakan Rusia harus diberi sanksi oleh G7 dan Uni Eropa atas "kejadian mengerikan di Bucha, Mariupol, dan tempat-tempat lain".
Joe Biden geram
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ikut geram dengan tindakan pasukan Rusia di Bucha.
Dia kembali menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang, Senin (4/4/2022).
Biden meminta Putin diadili atas dugaan kejahatan perang yang terjadi di Ukraina.
"Anda melihat apa yang telah terjadi di Bucha," kata Biden dikutip dari The Guardian, Selasa (5/4/2022).
Tak hanya itu, Biden juga berencana menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia.
Baca: Ukraina Temukan 410 Mayat di Dekat Kota Kyiv, Rusia Bantah Tuduhan: Itu Provokasi Untuk Media Barat
Baca: Aktor Sean Penn Desak para Miliarder Belikan Jet Tempur untuk Ukraina
Kendati demikian, Presiden AS tertua itu belum menyebut tindakan pasukan Rusia di Bucha sebagai genosida.
"Kita harus terus memberi Ukraina senjata yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan," kata dia.
"Dan kita hrus mengumpulkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi pengadilan kejahatan perang yang sebenarnya."
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini