Joe Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Minta Presiden Rusia Diadili

Joe Biden meminta Putin diadili atas dugaan kejahatan perang yang terjadi di Ukraina.


zoom-inlihat foto
Joe-Biden-Putin.jpg
MARTIAL TREZZINI / POOL / AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menaiki pesawat Air Force One Boeing 747 setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Bandara Cointrin, Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menyebut Presiden Rusia sebagai penjahat perang, Senin (4/4/2022).

Biden meminta Putin diadili atas dugaan kejahatan perang yang terjadi di Ukraina.

Ucapan itu keluar setelah media dunia melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan pasukan Rusia di Kota Bucha, Ukraina.

"Anda melihat apa yang telah terjadi di Bucha," kata Biden dikutip dari The Guardian, Selasa (5/4/2022).

Tak hanya itu, Biden juga berencana menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia.

Kendati demikian, Presiden AS tertua itu belum menyebut tindakan pasukan Rusia di Bucha sebagai genosida.

"Kita harus terus memberi Ukraina senjata yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan," kata dia.

"Dan kita hrus mengumpulkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi pengadilan kejahatan perang yang sebenarnya."

Baca: Saksi Mata Sebut Ratusan Penduduk Mariupol Dideportasi Paksa ke Rusia

Presiden Joe Biden menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis, 24 Maret 2022.
Presiden Joe Biden menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis, 24 Maret 2022. (LUDOVIC MARIN / AFP)

Dengan geram, Biden mengecam Putin dan menyebutnya "brutal".

"Apa yang sedang terjadi di Bucha adalah hal yang tidak patut dan setiap orang melihatnya," kata Biden menambahkan.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Uni Eropa siap mengirim tim untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang yang dilakukan Rusia.

Sebelumnya, Leyen berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tentang "pembantaian mengerikan" yang terungkap.

Zelenskiy juga telah mengunjungi Bucha yang berada sekitar 30 km dari ibu kota Ukraina, Kiev.

Dalam kunjungannya itu, Zelenskiy memakai pelindung badan dan dikelilingi personel militer.

Baca: Ukraina Temukan 410 Mayat di Dekat Kota Kyiv, Rusia Bantah Tuduhan: Itu Provokasi Untuk Media Barat

Baca: Bawa Tentara Ukraina sebagai Sandera, Pasukan Rusia Tinggalkan Chernobyl

Di sana dia membicarakan korban tewas di kota-kota yang baru saja dibebaskan dari pasukan Rusia, yakni Stoyanka, Irpin, dan Bucha.

"Kota-kota ini benar-benar hancur," kata dia. Zelenskiy mengatakan pihak berwenang telah memulai penyelidikan mengenai dugaan adanya kejahatan perang.

Kata Zelenskiy, ada informasi yang menyebutkan bahwa di Bucha ada lebih dari 300 orang yang tewas dan disiksa.

Dia juga memperingatkan bahwa korban sipil di kota-kota lain bisa jadi lebih banyak.

"Kini ada informasi bahwa di Borodyanka dan beberapa kota Ukraina yang telah dibebaskan, jumlah korban bahkan mungkin jauh lebih besar.

Zelenskiy mengkritik para pemimpin negara Barat karena lambat dalam mengambil tindakan.

Baca: Aktor Sean Penn Desak para Miliarder Belikan Jet Tempur untuk Ukraina

"Apakah ratusan penduduk kami harus mati dalam penderitaan agar beberapa pemimpin Eropa pada akhirnya bisa memahami bahwa negara Rusia pantas mendapat tekanan yang paling besar?," kata dia.

"Jika kami sudah mendapatkan apa yang diperlukan, kami bisa menyelamatkan ribuan penduduk," kata dia merujuk kepada bantuan militer yang diinginkannya.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved