TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ukraina dan Rusia dilaporkan melakukan pertukaran tawanan pada hari Jumat, (1/4/2022), waktu setempat.
Adanya pertukaran ini disampaikan oleh Wakil Kepala Staf Kepresiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, melalui pesan video di aplikasi Telegram.
"Pertukaran baru saja terjadi, 86 personel Ukraina yang bertugas, termasuk 15 wanita, kini telah aman," kata Tymoshenko dikutip dari The Guardian.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vershchuk mengatakan personel tersebut telah dipulangkan.
"Saya ingin berbicara kepada semua warga kita yang masih ditawan: Kami akan berjuang demi kalian! Dan akan memulangkan kalian, tetaplah kuat," kata Vershchuk
Sementara itu, Wali Kota Slavutych, Yuri Fomichev, mengatakan ada sekitar 200 anggota garda nasional Ukraina yang diduga ditawan oleh pasukan Rusia.
Mereka dibawa pergi bersama pasukan Rusia ketika pasukan Rusia menarik diri dari PLTN Chernobyl.
Baca: Ukraina Sebut Pasukan Rusia Sudah Angkat Kaki dari PLTN Chernobyl
Baca: Rusia Minta 134.500 Warganya Ikut Wajib Militer, Kemenhan: Tak Akan Pergi ke Ukraina
Telah angkat kaki
Perusahaan PLTN milik pemerintah Ukraina, Energoatom, mengatakan seluruh pasukan Rusia yang menduduki PLTN Chernobyl memang telah pergi, Kamis (31/3/2022).
Kendati demikian, pihak Rusia belum buka suara tentang penarikan mundur tentaranya dari PLTN yang tidak lagi beroperasi itu.
"Menurut staf PLTN Chernobyl, kini tidak ada orang asing di area PLTN," kata Energoatom dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Energoatom mengatakan mayoritas tentara Rusia telah pergi, dan hanya sedikit yang tetap berada di area PLTN.
Pasukan Rusia juga telah meninggalkan kota terdekat, Slavutych, yang menjadi tempat tinggal pada pekerja di Chernobyl.
Menurut Energoatom, Rusia setuju untuk mengambalikan tanggung jawab pengamanan Chernobyk kepada Ukraina.
Baca: AS Sebut Putin Dibohongi Penasihatnya, Diberi Informasi Keliru tentang Ukraina
Awal pekan ini para pekerja Chernobyl mengatakan tentara Rusia bergerak melewati Hutan Merah tanpa perlindungan.
Padahal, Hutan Merah menjadi tempat di sekitar Chernobyl yang paling tercemar oleh radiasi nuklir.
Gerak maju tentara Rusia itu dilaporkan membuat terjadinya awan debu radioaktif.
Kementerian Pertahanan Rusia belum bersedia menanggapi hal tersebut.
Energoatom mengatakan sempat hampir terjadi kerusuhan di antara tentara Rusia karena kekhawatiran akan radiasi tersebut.
IAEA menyebut belum bisa mengonfirmasi apakah tentara Rusia terkena radiasi dalam jumlah yang banyak.
Baca: Intel Inggris: Tentara Rusia di Ukraina Membangkang & Sengaja Tembak Pesawatnya Sendiri
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini