TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pertempuran antara Rusia dan Ukraina memasuki babak baru, diperkirakan pasukan Rusia tengah menyiapkan pengepungan Ibu Kota Kyiv dalam beberapa hari kedepan.
Bahkan, diprediksi pasukan Rusia akan lebih agresif lantaran frustasi dengan lambatnya serangan mereka di ibu kota Ukraina tersebut.
Dikutip dari Tribunnews, hal itu disampaikan langsung oleh seorang pejabat senior pertahanan AS, Senin (28/2/2022).
Sejak rencana pengepungan itulah terdengar sirene serangan udara meraung-raung di jalan kosong di Kyiv pada Senin lalu.
Sirene tersebut menjadi peringatan kemungkinan serangan rudal lain oleh Rusia saat kota itu bersiap untuk pertempuran yang lebih buruk dan ketika pasukan Rusia kian mendekat.
"Kami memprediksi mereka akan terus bergerak maju dan mencoba mengepung kota dalam beberapa hari mendatang," kata pejabat itu, sembari menambahkan bahwa pasukan Rusia berada sekitar 25 km (16 mil) dari pusat kota Kyiv.
Baca: Update Hari Kelima Invasi Rusia ke Ukraina : Hancurkan Pesawat Terbesar di Dunia, Bakal Serbu Kiev
Baca: Imbas Invasi ke Ukraina, Timnas dan Klub Rusia Dilarang Tampil di Kompetisi FIFA-UEFA
Sejumlah pejabat AS meyakini bahwa perlawanan keras Ukraina mampu memperlambat laju pasukan Rusia serta kegagalan perencanaan telah membuat beberapa unit Rusia tanpa bahan bakar dan pasokan lainnya.
"Salah satu hal yang bisa terjadi adalah evaluasi ulang taktik mereka dan potensi mereka untuk menjadi lebih agresif dan lebih terbuka, baik dalam ukuran dan skala penargetan mereka di Kyiv," beber pejabat.
Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim tersebut mengungkapkan bahwa Amerika Serikat belum melihat ini terjadi namun cukup mengkhawatirkan.
Memasuki hari kelima invasi ke Ukraina, pasukan Rusia telah menembakkan sekitar 380 rudal ke sasaran Ukraina, terang pejabat tersebut.
Tak hanya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga sudah mengerahkan 75 persen kekuatan tempur pra-tahapnya ke Ukraina.
Baca: Sosok Olena Zelensky, Istri Presiden Ukraina yang Berjanji Tak Akan Kabur dari Serangan Rusia
Baca: Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Perintahkan Pasukan Strategisnya, Termasuk Senjata Nuklir Siaga Penuh
Pejabat itu juga membeberkan tidak ada indikasi pasukan Belarusia berada di Ukraina, bergerak ke arah tersebut atau bersiap untuk pindah ke Ukraina.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyebut pekan lalu pasukan dari negara bekas Sovietnya dapat mengambil bagian dalam operasi militer Rusia melawan Ukraina jika dibutuhkan.
Pejabat tersebut mengungkapkan Amerika Serikat telah melihat beberapa sinyal bahwa kontraktor militer swasta dari Grup Wagner mungkin akan terlibat di Ukraina untuk mendukung pasukan Rusia.
Sehingga, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Grup Wagner, menuduhnya melakukan operasi klandestin untuk Kremlin.
Sementara itu, Vladimir Putin menjelaskan bahwa kelompok tersebut mewakili negara Rusia, namun kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana pun di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)
Baca lengkap soal Rusia di sini