TRIBUNNEWSWIKI.COM - Subvarian Omicron BA.2 diduga lebih menular daripada subvarian BA.1 yang kini menyebar luas di seluruh dunia.
Dugaan itu didasarkan pada sejumlah hasil penelitian awal di beberapa negara.
Sebagai contoh, berdasarkan studi awal, pejabat kesehatan Denmark memperkirakan BA.2 mungkin 1,5 kali lebih menular daripada BA.1.
Kendati demikian, BA.2 kemungkinan besar tidak akan menimbulkan infeksi yang lebih parah daripada BA.1.
Sementara itu, sebuah penelitian awal di Inggris menunjukkan BA.2 sedikit lebih menular daripada subvarian Omicron lainnya untuk kategori penularan di dalam rumah (household transmission).
Dikutip dari Reuters, (31/1/2022), penelitian itu melacak kontak pasien Covid-19 pada periode 27 Desember 2021 hingga 11 Januari.
Household transmission di antara orang-orang yang berkontak dengan pasien BA.2 mencapai 13,4%, sedangkan subvarian Omicron lainnya 10,3%.
Baca: Jokowi Perkirakan Lonjakan Covid-19 Karena Omicron Akan Terus Meningkat Beberapa Minggu ke Depan
Lebih lanjut, dalam penelitian itu tidak ditemukan bukti adanya perbedaan efektivitas vaksin dalam melawan BA.2 dan subvarian lainnya.
Namun, muncul pertanyaan besar lainnya, yakni apakah orang sudah pulih dari BA.1 akan terlindungi dari BA.2.
Pakar penyakit menular di Sekolah Kedokteran Feinburg di Universitas Northswestern, Dr. Egon Ozer, mengatakan pertanyaan ini telah menjadi perhatian di Denmark.
Di Denmark, kata Dr. Ozer, sejumlah tempat yang pernah mengalami lonjakan kasus BA.1 kini juga mulai mengalami peningkatan kasus BA.2.
Dr. Ozer mengatakan apabila infeksi BA.1 tidak membuat kebal dari BA.2, "gelombang kasus seperti unta berpunuk dua" bisa terjadi.
Baca: Mengenal Gejala Omicron pada Orang Dewasa, Sulit Dibedakan dengan Batuk Pilek Biasa
Namun, belum bisa dipastikan apakah gelombang seperti itu akan muncul.
"Terlalu awal untuk mengetahui apakah itu bakal terjadi," kata Dr. Ozer dikutip dari Reuters.
Kendati demikian, dia mengatakan vaksin saat ini masih bisa melindungi orang dari gejala parah dan kematian.
Vaksin khusus Omicron
Sementara itu, perusahan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, mulai menguji coba vaksin yang dikhususkan untuk melawan varian Omicron, Selasa (25/1/2022).
Vaksin khusus ini akan dibandingkan kemanjurannya dengan vaksin Pfizer yang tersedia saat ini.
Omicron yang terdeteksi pertama kali di Afrika disebut lebih mudah menginfeksi orang yang telah divaksin.
Namun, vaksin yang tersedia saat ini dilaporkan masih bisa melindungi orang-orang dari infeksi parah dan kematian.
Baca: Mengenal Varian BA.2 Omicron yang Sudah Terdeteksi di 40 Negara
Penelitian di AS dan di tempat lainnya menunjukkan bahwa dosis tambahan atau booster bisa menguatkan perlindungan.
Uji coba ini dilakukan di AS dan akan melibatkan 1.420 relawan berumur 18 hingga 55 tahun. Mereka akan mendapat vaksin khusus tersebut sebagai booster.
Dalam uji coba ini, para peneliti akan memeriksa keamanan vaksin khusus ini dan antibodi yang dimunculkan.
Hasil lengkap penelitian itu baru didapatkan berbulan-bulan setelah relawan itu mendapat vaksin.
Peneliti akan mencari tahu berapa lama antibodi tetap bertahan pada pada level tinggi, dan akan dibandingkan dengan vaksin sebelumnya.
CEO Pfizer mengatakan sejumlah dosis vaksin khusus Omicron sudah bisa didapatkan pada bulan Maret mendatang.
Namun, dosis itu belum bisa diluncurkan dan dipakai secara luas karena masih harus diuji coba.
Baca: Pfizer Mulai Menguji Vaksin yang Dikhususkan untuk Melawan Varian Omicron
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Omicron di sini