AS Tuding Rusia Berkonspirasi untuk Mengambil Alih Pemerintahan Ukraina

Agen Rusia disebut sedang merekrut pejabat Ukraina guna mempersiapkan pengambilalihan pemerintahan Ukraina.


zoom-inlihat foto
Joe-Biden-Putin.jpg
MARTIAL TREZZINI / POOL / AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Amerika Serikat (AS) menuduh agen Rusia sedang merekrut para pejabat Ukraina guna mengambil alih pemerintahan Ukraina.

Para pejabat itu, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak menjabat, juga disebut bekerja sama dengan pasukan pendudukan Rusia.

Kementerian Keuangan AS pada hari Kamis, (20/1/2022), juga telah menjatuhkan sanksi kepada dua anggota parlemen Ukraina dan dua mantan pejabat karena dituduh terlibat dalam dugaan konspirasi.

"Rusia telah memerintahkan agen intelijennya untuk merekrut pejabat dan mantan pejabat Ukraina untuk menyiapkan aksi pengambilalihan pemerintahan Ukraina dan mengontrol infrastruktur penting di Ukraina menggunakan pasukan pendudukan Rusia," demikian pernyataan dari Kementerian Keuangan AS, dikutip dari The Guardian, Jumat, (21/1/2022).

Pernyataan ini menunjukkan bahwa agen intelijen AS khawatir bahwa Rusia tengah menyiapkan invasi berskala besar.

Rusia dilaporkan telah pasukan dan kendaraan militernya ke tempat yang hanya berjarak 10 mil dari perbatasan Ukraina.

Dengan demikian, Rusia bisa saja melancarkan invasi dengan cepat.

Baca: Pasukan Perdamaian Rusia Dikirim ke Kazakhstan, AS: Apakah Benar ke Sana karena Diundang?

Baca: Joe Biden dan Vladimir Putin Berbincang Hampir 1 Jam, Apa yang Dibicarakan?

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (Instagram/ president_vladimir_putin)

Media Ukraina melaporkan pasukan Rusia telah tiba di Yelsk di Belarus dan area yang berada di dekat perbatasan Ukraina.

Pengerahan ini, kata media itu, adalah bagian dari latihan militer bersama yang mulai digelar bulan depan.

Di dalam pasukan tersebut, terdapat persenjataan seperti artileri rudal, sistem antiudara, dan mungkin satuan elite seperti pasukan khusus Speznaz.

Namun, pengerahan pasukan itu juga dipertanyakan, yakni apakah benar-benar sekadar untuk latihan militer.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden sempat mengatakan apabila Rusia hanya menginvasi sebagian kecil wilayah Ukraina, negara-negara NATO akan berbeda pendapat mengenai cara meresponsnya.

Namun, Biden kemudian mencoba mengklarifikasi pernyataan itu.

"Jika ada pasukan Rusia yang bergerak melewati perbatasan Ukraina, itu adalah invasi," kata Biden.

"Tidak ada keraguan, apabila Putin memilih keputusan ini, Rusia akan membayar mahal."

Baca: Joe Biden dan Vladimir Putin Bertemu: Bicarakan Duta Besar, Keamanan Siber, hingga Senjata Nuklir

Baca: Rusia Dilanda Gelombang Demonstrasi, Vladimir Putin Ketakutan, Khawatir Dibunuh seperti Gaddafi

Biden juga mengatakan AS beserta sekutunya akan siap merespons jika Rusia mengerahkan pasukannya untuk tindakan yang sudah bisa dikategorikan sebagai invasi.

Selain itu, AS mengancam bakal memberikan sanksi jika Rusia tetap memutuskan menyerbu Ukraina.

Kendati demikian, ada perbedaaan pendapat antara AS dan sekutu Eropanya mengenai seberapa besar sanksi yang akan dijatuhkan kepada Rusia.

Sebagai contoh, negara-negara Eropa menolak tindakan mengucilkan Rusia dari sistem pembayaran elektronik internasional.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved