Kenaikan Kasus Omicron, Pakar Epidemiologi Sebut Jika Rumah Sakit Penuh Maka Sudah Telat

Kasus corona varian Omicron di Indonesia belum sepenuhnya aman dan terkendali, berikut kata epidemiolog Dicky Budiman Kamis (20/1/2022).


zoom-inlihat foto
Ilustrasi-varian-Omicron-B11529.jpg
SHUTTERSTOCK/natatravel
Ilustrasi virus Corona varian Omicron


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Meski kemunculan virus Corona varian Omicron tengah memicu trend kenaikan kasus, namun situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih disebut cukup terkendali.

Terlebih, rumah sakit pun belum terlihat penuh sehingga dapat dikatakan masih aman dan terkendali.

Akan tetapi, menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia, hal itu bukanlah yang menjadi acuan.

"Kita tidak bisa mengandalkan rumah sakit belum penuh. Karena kalau rumah sakit sudah penuh, itu sudah telat," ungkap Dicky pada Tribunnews, Kamis (20/1/2022).

Bahkan menurut Dicky, pendapat Presiden Jokowi terkait memperketat kembali protokol kesehatan di Indonesia sudahlah tepat.

Selain itu, penyelenggaraan sekolah secara daring dan bekerja work from home, kemudian aktivitas mal yang dikembalikan dengan kapasitas 50 persen berdurasi tidak sampai jam 8 malam pun dinilai sudah tepat.

Ilustrasi varian Omicron
Ilustrasi varian Omicron (Kompas/Akbar Bhayu)

Baca: Di Udara, Kemampuan Virus Corona untuk Menginfeksi Berkurang 90 Persen dalam 20 Menit

"Atau jika ingin melakukan aktivitas wisata atau bepergian, dipastikan status vaksin penuh dan dalam durasi proteksi. Hal ini akan membantu," tegas Dicky mengutip Tribunnews.com.

Menurut Pakar Epidemiologi tersebut, upaya kesehatan masyarakat guna meminimalisir satu potensi lonjakan gelombang merupakan pencegahan.

Jika telah terjadi lonjakan atau peningkatan kasus, maka ia menyebut sudah telat.

Hal itu karena beresiko 8-10 kali lebih banyak dari kasus-kasus sebelumnya.

"Karena yang terjadi di masyarakat jauh lebih banyak. Saya bilang berisiko 8-10 kali lebih banyak. Itu terbukti waktu delta. Bahkan ini lebih infeksius, lebih cepat," sambung Dicky.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman

Baca: Kasus Covid-19 Naik akibat Omicron, Jokowi: Kurangi Kegiatan di Pusat Keramaian

Ia juga menegaskan, jika kini tidak ada yang mampu mengendalikan varian Omicron.

Seluruh negara di dunia yang ditemukan adanya Omicron, menurutnya sebagian besar mengalami lonjakan kasus.

Alasannya, varian virus ini sulit untuk dideteksi serta ornag yang terinfeksi pun tidak menunjukkan gejala.

Ia pun berujar jika situasi tersebut haruslah disadari dan melihat negara lain sebagai contoh.

"Bahkan kemampuan untuk mendeteksi menurun. Nah ini situasi yang kita harus sadari perlu melihat negara lain sebagai contoh. Karena Indonesia tidak berbeda dengan negara lain, semua punya risiko yang sama," pungkasnya.

Baca: Waspada Lonjakan Omicron, Pemerintah Himbau Kembali WFH serta Tunda Perjalanan Luar Negeri

Baca: Kabar Baik, Sinovac Segera Rilis Vaksin untuk Lawan Omicron

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)

Baca selengkapnya terkait berita virus Corona varian Omicron di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved