Ruhollah Khomeini

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ruhollah Khomeini memiliki nama asli Sayyid Ruhollah Al-Musavi Al-Khomeini.

Ia adalah pemimpin spiritual dan politisi Iran.

Ia juga merupakan pemimpin Revolusi Islam Iran atas kepemimpinan Muhammad Reza Pahlevi pada tahun 1979.

Baca: Hosni Mubarak

Khomeini lahir pada 22 September 1902.

Ia telah mempelajari agama sejak berusia enam tahun.

Ia belajar di Kota Arak.

Pada tahun 1920, ia bertolak ke Qum untuk mendalami agama.

Di Qum, ia meraih gelar Ayatollah karena kecerdasannya dalam ilmu agama. (1)

Ia belajar hukum syariah dan filsafat.

Ia juga bekerja sebagai guru.

Pada tahun 1962, ia bersama ulama-ulama lain mulai menentang rencana Shah Pahlevi yang memberlakukan pelantikan pejabat tanpa sumpah menggunakan Alquran.

Di tahun berikutnya, Shah Pahlevi memulai program Revolusi Putih.

Revolusi Putih adalah reformasi tanah, privatisasi perusahaan negara, dan pergantian sistem pemilihan umum.

Khomeini bersama dengan ulama lain lagi-lagi memboikot kebijakan tersebut.

Pada awal tahun 1963, ia mengeluarkan deklarasi yang berisi kecaman terhadap Shah Pahlevi.

Ia terus-menerus mengkritik rezim Pahlevi.

Pada 5 Juni 1964, ia ditangkap dan dibawa ke Teheran.

Penangkapan Khomeini menimbulkan gelombang protes dan kerusuhan di berbagai daerah.

Kerusuhan tersebut terus meluas hingga menelan korban 400 orang.

Setelah semakin banyak korban tewas, Khomeini dibebaskan pada Agustus 1963.

Khomeini tak gentar meskipun baru keluar dari penjara.

Ia kembali mengkritik kebijiakan Pahlevi terkait adengan pemberian imunitas diplomatik bagi militer AS di Iran.

Akibat kritik tersebut, ia kembali dipenjara untuk kedua kalinya selama enam bulan.

Setelah dipenjara, Perdana Menteri Hasan Ali Mansur mendesak Khomeini dan mengajaknya untuk bergabung ke dalam rezim Pahlevi.

Namun, Khomeini menolak.

Karena saking marahnya, Hasan Ali Mansur menampar wajah Khomeini.

Dua bulan kemudian, Mansur dibunuh ketika berjalan menuju gedung parlemen.

Karena tidak bisa diajak kompromi, Khomeini akhirnya diasingkan ke Najaf, Irak.

Ia berada di tanah pengasingan selama 14 tahun.

Saat itu, ia mengembangkan teori-teori tentang negara yang dibangun berdasarkan prinsip Islam.

Berkat metode-metode tersebut, ia dianggap oleh masyarakat Iran sebagai pemimpin oposisi.

Dari jauh, Khomeini terus mendukung aksi-aksi demonstrasi menentang rezim Pahlevi sepanjang tahun 1975-1978.

Baca: Abdul Fattah al-Sisi

Pada 1 Februari 1979, Khomeini kembali ke Iran.

Khomeini disambut oleh lima juta masyarakat Iran.

Pada Maret 1979, diadakan referendum tentang penghapusan monarki menjadi Republik Islam.

98% masyarakat Iran memilih terbentuknya Republik Islam dan menghapus monarki.

Pada November 1979, Iran mengesahkan konsitusi republik.

Khomeini kemudian menjadi Pemimpin Tertinggi atau Pemimpin Revolusi Iran, menumbangkan rezim Pahlevi.

Khomeini meninggal dunia pada 3 Juni 1989.

Baca: Ayatollah Ali Khamenei

Upacara pertama pemakaman Khomeini yang diadakan di Paradise of Zahra ditunda karena para pelayat memaksa untuk masuk. (2)

(Tribunnewswiki.com/Yusuf)