TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pria bernama Abdul Rahim (49), warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, sempat membuat heboh publik karena mengaku telah menjadi joki vaksin Covid-19 dan telah divaksin sebanyak 17 kali.
Kini, Abdul Rahim ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi karena telah menawarkan jasa sebagai joki vaksin Covid-19.
Tindakan Abdul Rahim yang sudah mewakili orang lain untuk disuntik vaksin sebanyak 17 kali itu dinilai telah melanggar Pasal 14 Undang-undang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 13 B Peraturan presiden Nomor 4 tentang Penanggulangan Covid-19.
Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Deki Marizaldi berujar bahwa penetapan tersangka tersebut dilakukan usai polisi melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, termasuk penyelenggara vaksinasi.
"Status hukum Abdul Rahim dari saksi kita naikkan jadi tersangka," kata Deki, Kamis (30/12/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Akibat perbuatannya tersebut, Abdul Rahim terancam hukuman penjara selama satu tahun.
Kendati demikian, Meski telah menjadi tersangka, pihak kepolisian tidak melakukan penahanan kepada Abdul Rahim karena ancaman hukumannya hanya satu tahun penjara.
Namun, polisi tetap menyita Kartu Tanda Penduduk Adbul Rahim dan kartu bukti vaksinasi Covid-19 pengguna jasanya itu.
Baca: Viral Joki Vaksin dengan Bayaran hingga Rp 800 Ribu, Vaksinator Diminta Teliti Cek KTP dan Wajah
Baca: Dinkes Sulsel Periksa Kesehatan Abdul Rahim si Joki Vaksin, Sampel Darah Diambil
Mengaku divaksin 17 kali
Sebelumnya, Abdul Rahim mengaku sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 17 kali.
Dia mengaku sudah menjadi seorang joki vaksin Covid-19 selama tiga bulan.
Dalam sehari, Abdul Rahim pernah disuntik vaksin Covid-19 sebanyak tiga kali.
"Biasa dua kali sehari. Tapi pernah tiga kali sehari saya disuntuk vaksin," kata Abdul Rahim, Selasa (21/12/2021), dikutip dari TribunPinrang.com.
Rahim, sapaan akrabnya, mengaku tidak merasakan efek dari vaksinasi Covid-19 itu.
Dia berujar efek vaksin tidak ia rasakan lantaran sebelum dan sesudah divaksin dirinya meminum air kelapa.
"Tidak ada. Biasa saja. Saya minum air kelapa sebelum dan sesudah divaksin," ujar Rahim.
Lebih lanjut, Rahim menceritakan bahwa awal menjadi joki vaksin adalah ketika ia menerima tawaran dari kenalannya untuk digantikan divaksin.
Mulai dari situlah kemudian Rahim mendapatkan pelanggan selanjutnya dari mulut ke mulut.
"Kalau menawarkan diri ke orang untuk digantikan vaksin itu pernah. Tapi, ada beberapa juga teman-teman yang langsung meminta," ujarnya.
Rahim pun hanya membawa fotokopi KTP pelanggan ke lokasi vaksinasi ketika menjadi joki vaksin Covid-19.