TRIBUNNEWSWIKI.COM - Anggota Komisi I DPR Hillary Brigitta Lasut tengah menjadi sorotan setelah mengaku dirinya meminta pengamanan atau ajudan dari anggota TNI kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Terkait permintaan terebut, Ketua Fraksi Partai Nasdem, Ahmad Ali, akan menegur Hillary.
Ali berujar, meski secara aturan sah, namun permintaan tersebut tidak etis karena pengawalan pimpinan DPR dari kepolisian, bukan TNI.
Oleh karena itu, Ali mengatakan dirinya akan menegur Hillary, apalagi Hillary juga tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Nasdem.
"Kalau anggota DPR meminta pengamanan pegawalan apalagi institusi TNI kayaknya enggak pas, khusus dari Nasdem saya tidak setuju dengan itu," kata Ali, Kamis (2/12/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Ali, Hillary semestinya sudah mengetahui risiko yang akan dihadapi sebagai politisi, sehingga tak ada alasan mendesak yang membuat Hillary perlu meminta ajudan dari TNI.
Ali pun meminta Jenderal Dudung tidak merespons permintaan Hillary itu.
"Saya pikir KSAD tidak perlu menanggapi secara berlebihan, tidak perlu merespons itu karena menurut saya tidak patut karena alasan yang disampaikan seperti disampaikan tadi," kata Ahmad Ali.
Baca: Surati Jenderal Dudung, Anggota DPR Termuda Hillary Brigitta Lasut Minta Ajudan dari TNI
Baca: Hillary Brigitta Lasut
Diberitakan sebelumnya, Hillary Brigitta Lasut, anggota Komisi I DPR termuda dari Fraksi Partai Nasdem ini menyurati KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, untuk meminta pengawalan atau ajudan dari anggota TNI.
"Banyak yang bertanya soal apakah benar saya meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI. Benar, saya menyurat ke KSAD untuk memohon bantuan pengamanan sesuai dengan Permen No 85 Tahun 2014," kata Hillary, dikutip TribunnewsWiki di akun Instagram @hillarybrigitta, Kamis (2/12/2021).
Hillary menjelaskan ia memilih bantuan pengamanan dari TNI karena secara fisik dan mental selalu siap untuk keadaan darurat.
Hillary mengaku terlalu sering merepotkan Kapolri kalau memintanya kepada kepolisian.
Hillary menyampaikan ia merasa lebih nyaman meminta bantuan TNI terkait banyaknya kasus masyarakat kecil di Sulawesi Utara yang ia kawal.
"Kalau ditanya kenapa, jujur saja saya harus mengakui, cukup tidak mudah untuk menjadi seorang perempuan berusia 20-an dan belum menikah, khususnya di dunia politik yang dinamis dan tidak tertebak," kata Politikus Partai Basdem ini.

Hillary pun mengungkapkan alasan meminta bantuan TNI untuk pengamanan.
"Keharusan untuk tugas luar, bertemu banyak orang, dan bertemu masyarakat sampai larut malam, serta mengutarakan pendapat dan suara rakyat yang terkadang berbeda haluan dengan kepentingan sebagian golongan kuat membuat ancaman dan rasa khawatir tidak terelakkan," kata Hillary.
"Belum lagi saya tinggal sendiri di ibukota dengan bibi dan adik-adik saya yang semua masih kecil, dan ayah saya yang bertugas di daerah perbatasan yang membuat saya mempertimbangkan sebaiknya ada pengamanan," lanjutnya.
"Tidak ada yang kuat secara fisik di rumah. Adik laki-laki saya yang paling besar baru lulus SMP, yang paling kecil baru 3 tahun," ungkap Hillary.
Baca: Mengenal Anggota DPR Termuda Baru Dilantik, Hillary Lasut yang Ayahnya Pernah Tersangkut KPK
Baca: Partai Nasional Demokrat (NasDem)
Hillary menyebut dirinya berkewajiban menjaga adik-adiknya yang ditinggalkan almarhum ibundanya pada awal 2021.
Hal itu membuatnya bertekad membuka diri meminta bantuan pengamanan, khususnya karena dia mengaku sering berselisih paham dengan banyak pihak ketika membela masyarakat Sulut.
Sosok Wahidin Halim, Eks Gubernur Banten yang Diteror dengan Sekarung Ular Kobra |
![]() |
---|
Respons Jokowi Saat Ditanya Soal PDI-P yang Minta 2 Menteri Nasdem Dievaluasi |
![]() |
---|
Tiga Menteri Nasdem yang Rawan Kena Rombak di Tengah Isu Reshuffle, Johnny G Plate Masuk Daftar |
![]() |
---|
Anies Baswedan Diusung Sebagai Capres dari Partai Nasdem, Surya Paloh: Why Not The Best? |
![]() |
---|
Nasdem Deklarasikan Anies Baswedan Jadi Capres 2024 |
![]() |
---|