TRIBUNNEWSWIKI.COM – Pandemi covid-19 yang telah berlangsung selama satu setengah tahun diperkirakan masih akan ada dalam jangka panjang.
Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah tengah menyiapkan strategi jangka panjang untuk hidup berdampingan dengan covid-19.
Salah satu hal yang ditekankan adalah tetap berdisiplin saat menjalankan protokol kesehatan.
World Health Organization (WHO) bersama negara-negara lain termasuk Indonesia sepakat, langkah-langkah untuk hidup berdampingan dengan virus corona secara jangka panjang harus disiapkan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut strategi ini terus disiapkan sembari mengevaluasi PPKM Berlevel.
Baca: Daftar Lengkap Wilayah PPKM Level 2, 3, dan 4 di Jawa-Bali, Berlaku hingga 13 September 2021
Baca: Mengenal COVID-19 Varian Mu yang Disebut Kebal Terhadap Vaksin
“Transisi dan adaptasi untuk hidup bersama COVID-19 ini memang harus dipersiapkan. Karena itu, sambil terus mengevaluasi penerapan PPKM Berlevel, pemerintah menyusun dan menerapkan sejumlah protokol kesehatan sebagai bagian dari strategi ke arah sana.
Tujuannya, agar kita dapat menyeimbangkan kehidupan yang sehat namun juga tetap berdaya dalam kegiatan ekonomi dan sosial,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dikutip dari situs Covid19.go.id, Rabu (1/9/2021).
Saat ini, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan protokol kesehatan di ruang/fasilitas publik.
Satu di antaranya ialah di tempat perdagangan, transportasi publik, destinasi pariwisata, pusat industri maupun pemerintahan, lokasi ibadah serta tempat pendidikan.
Baca: Indonesia Menduduki Peringkat ke-6 Dunia Jumlah Vaksinasi COVID-19
Baca: Per 6 September, Sebanyak 5 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia
Standar aktivitas adalah bentuk dan durasi aktivitas yang diperbolehkan untuk memastikan penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).
Sedangkan standar perilaku artinya pengunjung/pengguna fasilitas harus dipastikan menjalankan 3M.
Implementasi berbagai strategi pengendalian pandemi juga terus ditingkatkan, yaitu:
Deteksi: meningkatkan tes epidemiologi, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, surveilans genomik di daerah-daerah yang berpotensi terjadi lonjakan kasus.
Terapeutik: konversi TT 30-40