MT Haryono

TRIBUNNEWSWIKI.COM- Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Titodarmo Haryono atau disingkat MT Haryono adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI.

MT Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.

Jenderal bintang tiga ini memperoleh pendidikan di ELS (setingkat Sekolah Dasar), kemudian diteruskan ke HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum).

Setelah tamat HBS, MT Haryono sempat masuk Ika Daigakko atau sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang di Jakarta, namun tak sampai tamat.

Ketika Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, MT Haryono berada di Jakarta.

Pada saat itu, MT Haryono bergegas untuk bergabung bersama pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Sejak kejadian itu, MT Haryono melanjutkan dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Awal pengangkatannya, ia memperoleh pangkat Mayor.(1)

Baca: Ahmad Yani

Letnan MT Haryono sempat diculik oleh pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Serma Boekoes.

Pada saat itu, MT Haryono sempat melawan saat detik-detik diculik hingga akhirnya tewas tertembak.

Ketika peristiwa kelam tersebut terjadi, pintu rumah MT Haryono diketuk dan terdengar jawaban dari dalam rumah.

MT Haryono menjawab kepada pasukan Cakrabiwara, jika ingin menemuinya jam 08.00 WIB di kantor.

Namun, pasukan Cakrabiwira langsung mendobrak pintu depan.

Saat masuk ke dalam rumah susasana gelap, karena MT Haryono mematikan lampu.

MT Haryono sempat merebut senjata dari pasukan Cakrabirawa, hingga akhirnya ia tertembak dari belakang dan tewas. (2) 

Baca: Kolonel D.I. Panjaitan

MT Haryono adalah salah satu korban peristiwa G30S/PKI.

Ia tewas tertebak oleh pasukan Cakrabirawa di kedimannya yang berada di Jalan Prambanan Nomor 8 Jakarta.

Kemudian jenazah MT Haryono dibawa ke Lubang Buaya Jakarta Timur dengan dimasukan ke dalam truk.

Jenazah MT Haryono pun dimasukan ke dalam sumur Lubang Buaya bersama perwira tinggi TNI AD lainnya.

Pada 4 Oktober, jenazah ditemukan dan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan di Kalibata pada 5 Oktober.

Sejak itu, para pahlawan dari korban peristiwa G30S/PKI diberi gelar Pahlawan Revolusi oleh Presiden Sukarno. (2)

Baca: Tan Malaka

(Tribunnewswiki.com/ Husna)