Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masjid Wapauwe merupakan masjid yang menjadi saksi sejarah penyebaran Islam di Maluku.
Masjid ini bangun pada tahun 1414 M di tanah Maluku Tengah.
Secara usia, masjid ini lebih tua dari Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
Kala itu sekitar tahun 1400 M, Islam mulai masuk ke Tanah Hitu atau Leihitu.
Islam disebarkan di sana oleh Perdana Jamillu dari Kesultanan Jailolo di Moloku Kie Raha (kini Maluku Utara) yang datang ke Maluku Tengah.
Perdana Jamillu awalnya menyebarkan Islam di lima perkampungan di Pegunungan Wawane.
Lima perkampungan itu antara lain: kampung Wawane, Tehalla, Atetu, Nukuhaly dan Assen.
Setelah itu Perdana Jamillu dibantu oleh orang kaya Alahahulu dalam membangun masjid di lereng Gunung Wawane yang kelak masjid itu bernama "Masjid Wapauwe". (1)
Baca: Masjid Gedhe Mataram Kotagede
Sejarah #
Dalam sejarahnya, Masjid Wapauwe pernah mengalami perpindahan tempat sebanyak dua kali.
Hal ini terjadi setelah kedatangan Belanda ke tanah Hitu pada 1580.
Adanya orang-orang Belanda membuat warga tidak nyaman dalam menjalankan agama Islam.
Setelah di rasa tidak memungkinkan lagi, akhirnya Masjid Wapauwe ini dipindahkan ke Kampung Tehala yang berada kurang lebih 6 kilometer di sebelah timur Wawane.
Tempat yang digunakan untuk pemindahan masjid ini adalah sebuah daratan yang banyak ditumbuhi pohon mangga hutan.
Orang-orang di sana menyebut mangga hutan atau mangga berabu tersebut dengan "wapauwe".
Dari nama itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama masjid ini.
Baca: Masjid Isa Bey
Hingga kemudian terjadilah Perang Wawane dan Perang Kapaha antara rakyat dengan kolonial Belanda.
Saat itu Belanda berhasil memenangkan pertempuran dan menguasai Tanah Hitu.
Setelah berkuasa, Belanda meminta agar orang-orang yang berada di gunung agar turun ke pesisir.
Hal ini mereka lakukan agar lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap warga lokal.
Adanya pengaturan seperti ini membuat Masjid Wapauwe ikut pinda ke lokasi saat ini (Kaitetu).
Pemindahan masjid ini dilakukan pada 1664 yang mana di saat yang sama berdiri pula Negeri Kaitetu. (2) (3)
Baca: Masjid Agung Surakarta
Arsitektur #
Masjid Wapauwe ini memiliki luas 10 meter x 10 meter yang mana bangunannya dibuat dengan kayu.
Untuk bagian atapnya menggunakan gaba-gaba atau pelepah sagu dan rumbia.
Selain itu, di bagian dindingnya juga terbuat dari papan dan batang daun sagu.
Masjid ini ditopang dengan 16 tiang yang berada di bagian utama dan di sekeliling dinding.
Di bagian utamanya ditopang empat tiang sedangkan di dinding yang berada di sekeliling masjid ditopang dengan 12 tiang.
Meski masjid ini tidak terlalu luas namun memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri.
Baca: Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Salah satu keunikannya yakni seperti terlihat miring jika dilihat dari samping.
Bagian yang terlihat miring itu terdapat pada kubahnya.
Kemudian keunikan lainnya yakni masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku.
Sehingga kayu-kayu yang digunakan untuk membangun ini dibuat sedemikian rupa agar bisa disambung-sambung hingga menjadi sebuah bangunan.
Selain itu interior di masjid ini juga dihias dengan ukiran kaligrafi pada tiap sisinya. (4)
Baca: Masjid Rustem Pasha
Koleksi #
Di dalam Masjid Wapauwe terdapat koleksi berupa mushaf Alquran yang ditulis pada tahun 1550.
Mushaf tersebut ditulis oleh imam Muhammad Arikulapessy.
Dalam penulisannya, imam Muhammad Arikulapessy menggunakan tinta campuran getah pohon dan pena urat enau. (5)
(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)
| Nama | Masjid Wapauwe |
|---|
| Lokasi | Negeri Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah |
|---|
Sumber :
1. properti.kompas.com
2. duniamasjid.islamic-center.or.id