TRIBUNNEWSWIKI.COM - Foto-foto penampakan beras bantuan tak layak konsumsi menggegerkan warga.
Beras bantuan itu terlihat seperti pasir dan sepihan batu.
Beras juga disebut menggumpal dan berwarna kekuningan.
Diketahui beras tersebut diberikan oleh pemerintah untuk warga Pandeglang.
Warga kemudian langsung melakukan protes karena tak mau menerima beras bantuan itu.
Kemudian foto-foto beras bantuan tak layak konsumsi itu pun langsung viral di jejaring media sosial.
Menanggapi protes warga karena beras bantuan PPKM itu, Perum Bulog akhirnya turun tangan.
Mereka melayangkan permintaan maaf atas beras tak layak konsumsi yang beredar di Pandeglang, Banten.
Pihaknya pun langsung cepat turun tangan menarik beras-beras bantuan PPKM itu.
Kabag Humas Perum Bulog Tomi Wijaya mengatakan pihaknya sudah mengganti seluruh beras tersebut.
“Begitu ada informasi beras yang menggumpal, kami segera melakukan pengecekan dan memutuskan menarik dan menggantinya hari itu juga, sekaligus memastikan bahwa pengiriman beras bantuan PPKM tetap harus berjalan lancar, dan sampai ke tangan warga penerima dengan kondisi baik,” ujarnya dalam siaran persnya, dikutip dari Kompas, Jumat (6/8/2021).
Tomi menegaskan Bulog tidak memiliki niat untuk mengecewakan warga.
Ia mengatakan peristiwa tersebut merupakan insiden yang tidak diinginkan siapa pun termasuk Bulog.
"Kami juga memohon maaf kalau sempat muncul kekhawatiran warga,” ungkapnya.
Menurut Tomy, insiden itu terjadi akibat hujan yang turun saat proses pembongkaran beras berlangsung di lokasi kantor kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang pada, Selasa (3/8/2021).
Hal itu pun berakibat pada beberapa karung beras kemasan 10 kilogram.
Akhirnya, beras bantuan PPKM pun menggumpal.
Sesuai dengan hasil penelurusuran dan laporan yang diterima Bulog, beras pengganti langsung didatangkan dari gudang Bulog.
Semenatara itu, beras bantuan PPKM lainnnya sudah diterima dengan baik oleh warga.
Baca: Beras Shirataki
Baca: Cek Penerima Bansos Tunai Rp 600 Ribu dan Beras 10 Kg di cekbansos.kemensos.go.id
"Manajemen Bulog sendiri sudah mengaktifkan peran tim monitoring dan evaluasi yang memang sengaja dibentuk untuk menyelesaikan hal-hal seperti ini,” kata Tomi.