Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Burning mouth syndrome atau sindrom mulut terbakar (mulut panas) ialah istilah medis menggambarkan kondisi yang ditandai dengan keluhan terhadap sensasi panas pada lapisan mulut.
Kebanyakan pasien mengartikannya seperti mulut terkena air panas.
Biasanya rasa panas ini muncul pada bagian depan mulut, mempengaruhi permukaan dalam bibir, langit-langit mulut dan bagian samping dan ujung lidah.
Pada beberapa pasien, hanya bagian lidah yang terpengaruh, namun kombinasi dari lokasi ini bisa juga terjadi.
Beberapa pasien dengan sindrom mulut terbakar dapat mengalami penurunan indera pengecap atau perubahan sensasi rasa (pahit atau asin) sedangkan pasien lainnya dapat merasa mulut mereka kering atau lengket.
Namun, pada semua kasus, lapisan mulut secara klinis terlihat normal.
Gejala ini bisa sangat parah hingga membuat membran mukosa dalam mulut melepuh.
Burning mouth syndrome dapat terjadi secara tiba-tiba maupun berkembang secara perlahan-lahan yang mana lebih sering diderita oleh wanita daripada pria.
Baca: Listeria
Baca: Oral Thrush
Penyebab #
Penyebab sindrom mulut terbakar terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
Primer
Ketika pasien memeriksakan kondisi yang dialami, kemudian dokter tidak menemukan adanya kelainan klinis apapun, maka kondisi ini disebut sebagai sindrom mulut panas primer atau idiopatik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ini diduga karena adanya masalah pada saraf perasa dan sensorik pada sistem saraf pusat.
Sekunder
Jika mulut panas dan terasa seperti terbakar disebabkan oleh kondisi medis tertentu, hal ini disebut sebagai burning mouth syndrome sekunder.
Beberapa masalah medis yang terkait dengan sindrom mulut panas sekunder diantaranya:
• Mulut kering (xerostomia), dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, masalah dan fungsi kelenjar ludah, atau efek samping dari pengobatan kanker.
• Masalah mulut lainnya, seperti sariawan, lichen planus atau bercak putih tebal di mulut dan lidah, dan lidah geografis atau peradangan lidah yang menyebabkan lesi berbentuk seperti pulau-pulau pada peta.
• Kekurangan zat gizi, seperti zat besi, seng, asam folat (vitamin B9), thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), dan kobalamin (vitamin B12).
• Efek samping penggunaan gigi palsu, terutama jika gigi palsu itu ternyata tidak cocok dan menyebabkan gangguan pada otot dan jaringan mulut.
• Alergi, baik karena perasa makanan, bahan tambahan makanan, atau zat pewarna tertentu pada makanan.
• Asam lambung naik (GERD), atau kondisi naiknya makanan dari lambung ke kerongkongan.
• Konsumsi obat-obatan tertentu, terutama obat hipertensi.
• Kebiasaan buruk, seperti menggigit ujung lidah atau menggertakkan gigi (bruxism).
• Gangguan endokrin, seperti diabetes atau hipotiroidisme.
• Iritasi mulut yang berlebihan, misalnya karena membersihkan lidah secara berlebihan, menggunakan pasta gigi yang abrasif, keseringan pakai obat kumur, atau terlalu banyak minum minuman asam.
• Faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau stres.
• Perubahan hormon, biasa dikaitkan dengan kejadian menopause atau penyakit tiroid.
Baca: Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Baca: Bruxism
Gejala #
Pada umumnya, gejala burning mouth syndrome meliputi:
• Sensasi terbakar atau melepuh di lidah, bibir, gusi, langit-langit mulut, tenggorokan, dan bagian mulut lainnya.
• Mulut kering yang disertai rasa haus berlebihan.
• Perubahan indra pengecap, seperti lidah menjadi pahit atau muncul rasa seperti logam.
• Kesemutan atau kebas pada bagian dalam mulut.
Rasa tidak nyaman yang disebabkan burning mouth syndrome memiliki beberapa pola berikut:
• Terjadi setiap hari. Gejala paling ringan muncul saat penderita bangun tidur dan semakin memburuk seiring berjalannya hari.
• Terjadi sepanjang hari dengan intensitas yang sama.
• Kambuhan.
Apapun pola burning mouth syndrome yang dialami, gejala yang muncul dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Meski demikian, gejala sindrom mulut panas ini tidak menyebabkan perubahan fisik pada lidah ataupun rongga mulut.
Pengobatan #
Penderita dapat mengurangi gejala burning mouth syndrome di rumah, dengan cara berikut ini:
• Sering minum air
• Mengemut es serut
• Mengunyah permen karet bebas gula – hal ini membantu menghentikan mulut dari kekeringan
• Menghindari hal-hal yang mengiritasi mulut, misalnya makanan pedas dan panas, obat kumur yang mengandung alkohol, jus atau buah-buahan asam
• Menghindari produk tembakau dan alkohol.
Pencegahan #
Pada dasarnya, tidak ada cara pasti dalam mencegah burning mouth syndrome, namun penderita dapat mengurangi risikonya dengan cara berikut:
• Tidak merokok atau mengonsumsi alkohol
• Menghindari makanan asam, makanan pedas, serta minuman bersoda
• Mengurangi stres.
Baca: Herpes Labialis
Baca: Adenoiditis
(TribunnewsWiki.com/Septiarani)
| Nama Penyakit | Burning Mouth Syndrome |
|---|
| Gejala | Sensasi terbakar/melepuh di bibir atau area dalam mulut, mulut kering, rasa haus berlebihan |
|---|
| Faktor Risiko | Perempuan, usia >50 tahun, menopause |
|---|
| Pengobatan | Konsumsi obat: amitriptilin, nortriptilin, klonazepam |
|---|
| Komplikasi | Kesulitan tidur, kesulitan makan, depresi |
|---|
| Dokter Spesialis | Umum, Gigi |
|---|