Tari Tumatenden

Tari Tumatenden adalah tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa, Sulawesi Utara.


zoom-inlihat foto
Tari-Tumatenden-3.jpg
seputarsulut.com
Tari Tumatenden sedang dipentaskan oleh para penari

Tari Tumatenden adalah tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa, Sulawesi Utara.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Tumatenden adalah tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara.

Dalam tarian ini diceritakan sebuah kisah cinta antara seorang petani dan seorang bidadari.

Cerita ini lalu dikemas dalam bentuk gerak tari yang khas dengan diiringi musik tradisional serta ditampilkan tanpa dialog.

Tarian Tumatenden ini merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal pada kalangan masyarakat Minahasa dan juga sering ditampilkan pada acara seperti pernikahan adat, pertunjukan seni, dan acara festival budaya. (1)

Tari Tumatenden sedang dipentaskan oleh para penari
Tari Tumatenden sedang dipentaskan oleh para penari (cintaindonesia.web.id)

Baca: Tari Balean Dadas

  • Sejarah #


Tari Tumatenden merupakan tarian yang diangkat dari sebuah cerita rakyat Minahasa yang berlokasi di Airmadidi, Minahasa Utara.

Cerita ini mengisahkan seorang yang bernama Mamanua, yakni orang pertama yang tinggal di sana dan dikenal sangat rajin serta ulet dalam mengolah kebunnya.

Pada suatu ketika, dia menemukan tempat yang sangat indah dan juga subur di kaki Gunung Temporok (Klabet).

Di tempat itu juga Mamanua bertemu dengan sembilan bidadari dari kahyangan yang sedang mandi di kolam, bahkan juga mengambil hasil perkebunan miliknya.

Melihat keadaan tersebut, Mamanua kemudian timbul niat untuk mencuri salah satu dari selendang yang digunakan oleh para bidadari tersebut untuk terbang.

Ternyata selendang yang diambil oleh Mamanua tersebut milik si bungsu yang namanya Lamalundung.

Baca: Tari Tea Eku

Kemudian Mamanua menemui Lamalundung dan juga membujuknya untuk menikah.

Lamalundung pun kemudian menyetujuinya dengan suatu syarat dan lalu mereka menikah.

Seiring dengan berjalannya waktu mereka kemudian dikaruniai anak yang bernama Walansendow.

Namun, pada suatu saat perjanjian yang mereka sepakati ternyata harus berakhir, dan si Lamalundung pun harus meninggalkan Mamanua dan juga sang anak Walansendow.

Kemudian Mamanua membuat sebuah kolam sembilan pancuran di dekat kebunnya dengan harapan para bidadari dapat datang kembali dan mandi di sana.

Kolam sembilan pancuran ini kemudian dinamakan dengan Tumatenden. (2)

Tari Tumatenden sedang dipentaskan oleh para penari
Tari Tumatenden sedang dipentaskan oleh para penari (kikomunal-indonesia.dgip.go.id)

Baca: Tari Arja

  • Fungsi dan Makna #


Tarian ini lebih sering difungsikan sebagai pertunjukan atau hiburan bagi masyarakat.

Gerakan di dalam tarian ini menggambarkan sebuah kehidupan dalam cerita.

Oleh karena itu, bisa dimaknai bahwa setiap gerakan di dalam Tari Tumatenden ini merupakan visualisasi dari cerita agar tarian ini terasa lebih hidup, mudah dimengert,i dan dapat dinikmati dalam bentuk seni. (3)

Baca: Tari Batu Nganga

  • Pertunjukan #


Tari Tumatenden biasanya dimainkan oleh 7 atau 9 penari wanita dan 1 orang penari pria.

Dalam pertunjukannya, penari pria berperan Mamanua dengan memakai kostum seperti petani pada umumnya.

Para penari wanita berperan sebagai para bidadari dengan berpakaian cantik layaknya seorang bidadari dan mengenakan selendang yang digunakan untuk menari.

Pertunjukan Tari Tumatenden biasanya diawali penari pria yang memasuki arena dan menari dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas seperti bertani dan memancing.

Kemudian para penari wanita memasuki arena dan menari di depan penari pria dengan gerakan memainkan selendang mereka yang menggambarkan keceriaan para bidadari saat turun ke bumi.

Baca: Tari Batu Nganga

Setelah itu penari wanita menaruh selendang mereka dan dilanjutkan dengan gerakan yang menggambarkan para bidadari sedang mandi atau bermain air.

Kemudian penari pria mendatangi selendang tersebut dan mengambil salah satu selendang.

Setelah selesai dengan gerakan mandi, para penari wanita mengambil kembali selendang mereka satu persatu dan mengenakan kembali dibadan mereka sambil menari.

Penari wanita yang tidak mendapatkan selendang pun menari dengan gerakan seperti kebingungan.

Lalu penari pria datang membawa selendang yang dicurinya dan menghampiri penari wanita tersebut dengan gerakan seperti menggoda wanita tersebut.

Kemudian mereka menari bersama dengan gerakan yang romantis seperti layaknya pasangan yang memadu kasih.

Pada akhir tarian, penari lainnya keluar arena dan dilanjutkan sepasang penari tersebut. (4)

Baca: Tari Kinyah Uut Danum

  • Musik Pengiring #


Musik pengiring dalam pertunjukan tari Tumatenden ini biasanya merupakan alat musik tradisional masyarakat Minahasa, yakni kolintang.

Namun, terdapat juga yang menambahkan beberapa alat musik seperti gitar, angklung, dan alat musik lainnya agar lebih terdengar menarik.

Alunan musik tersebut biasanya disesuaikan dengan gerakan dari para penari sehingga terlihat padu dan juga lebih hidup. (5)

Baca: Tari Burung Enggang

  • Kostum #


Para penari menggunakan kostum yang menggambarkan peran dalam cerita Tumatenden.

Penari pria biasanya akan menggunakan kostum layaknya seorang petani, seperti memakai baju dan celana pendek, dan menggunakan topi petani pada umumnya.

Penari wanita akan menggunakan busana cantik layaknya seorang bidadari.

Pakaian atas biasanya akan menggunakan kemben, sedangkan pada bagian bawah akan menggunakan kain panjang khas dari Minahasa.

Bagian rambut biasanya akan diurai ke samping dan menggunakan hiasan seperti mahkota atau bunga.

Selain itu penari wanita juga akan dilengkapi aksesoris seperti kalung dan gelang sebagai pemanis, serta selendang yang digunakan dalam menari. (6)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)

 



Nama Tari Tumatenden
Jenis Tarian tradisional
Asal Minahasa, Sulawesi Utara
   


Sumber :


1. www.cintaindonesia.web.id
2. negerikuindonesia.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved