TRIBUNNEWSWIKI.COM - Italia kini sudah berada dalam level risiko rendah terpapar infeksi dan bebas masker.
Sebelumnya, Italia menjadi negara dengan kasus Covid-19 terparah di Eropa bahkan salah satu yang terburuk di dunia,
Pada Senin (28/6/2021), Kementerian Kesehatan Italia mengklasifikasikan semua 20 wilayah sebagai zona putih, artinya masker wajah tidak wajib dipakai di luar ruangan.
Apa cara yang ditempuh Italia untuk membalikkan roda nasib mereka?
Berikut adalah langkah-langkahnya.
Lockdown Lama
Berdasarkan laporan BBC, Italia menyediakan tes swab secara luas dan rapid test sekarang dilakukan di beberapa bandara, stasiun kereta api, dan sekolah.
Italia juga menyediakan tes Covid-19 untuk anak kecil, dengan melayani anak-anak dari bayi baru lahir hingga usia enam tahun.
Kemudian, kombinasi pengujian dan pelacakan yang efisien, serta lockdown lama.
Italia merupakan negara pertama yang ditutup secara nasional dan termasuk yang terakhir membuka kembali.
Tahapan Lockdown
Mulanya, Italia mengkarantina kota-kota, kemudian wilayah Lombardy di utara, lalu seluruh semenanjung dan pulau-pulaunya.
Awal wabah virus corona di Italia membuat rumah sakit yang membeludak, namun meski melelahkan pada akhirnya membuat dokter dan perawat mampu mempercepat pelacakan kontak.
Pada akhirnya lockdown memicu penurunan kasus dan mengurangi kemungkinan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.
Meski demikian, Italia tetap waspada dan bergegas meneliti lebih lanjut wabah Covid-19 yang menerpa mereka.
Baca: Peringatan Kemenkes, Hampir Semua Kota di Pulau Jawa Ada Varian Corona Delta
Baca: Mengenal Virus Corona Varian Delta yang Disebut Lebih Ganas, Ini Gejala dan Cara Penanganannya
Tak Ragu Lockdown Lagi
Italia tidak ragu menerapkan lockdown kedua ketika kasus Covid-19 kembali melonjak.
Perdana Menteri Giuseppe Conte memperingatkan, tidak boleh lengah karena virus masih beredar, untuk kemudian diumumkan keadaan darurat dari Agustus hingga 15 Oktober 2020.
Pemerintah tetap melakukan restriksi dan merespons dengan cepat, termasuk dengan lockdown, untuk setiap klaster baru.
Mereka membatasi kedatangan dari puluhan lebih warga negara lain ke Italia.
Nyawa Lebih Penting dari Ekonomi
Kebijakan lockdown memang merugikan Italia secara ekonomi.
Mereka diperkirakan kehilangan sekitar 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2020.
Meski demikian, para pejabat Italia lebih mengutamakan nyawa orang dibandingkan perekonomian.
Vaksinasi
Hingga Minggu (27/6/2021), sepertiga penduduk Italia di atas usia 12 tahun telah divaksinasi.
Italia akan memberikan semua warganya vaksinasi gratis untuk melawan virus corona, dari dokter dan penghuni panti jompo, setelah vaksinnya disetujui.
Menurut Menteri Kesehatan Roberto Speranza, Italia telah menandatangani kontrak untuk vaksin dari AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sanofi, Pfizer, CureVac, dan Moderna.
8 Negara Ini Sudah Terapkan Aturan Bebas Masker
Di tengah tingginya penularan Covid-19 varian Delta, sejumlah negara kembali menerapkan kebijakan lockdown dan pengetatan protokol kesehatan.
Meski demikian, ada juga sejumlah negara yang telah membebaskan pemakaian masker wajah.
Dikutip dari Khaleej Times, semua orang di Australia diwajibkan menggunakan masker dan 4 kota terbesar memberlakukan lagi lockdown serta aturan tinggal di rumah.
Sementara, Israel kembali mewajibkan penggunaan masker di tempat di dalam ruangan dan pertemuan besar di luar ruangan.
Sebaliknya, 8 negara ini memberlakukan bebas masker.
Islandia
Pada 26 Juni, tidak ada pembatasan Covid-19 yang berlaku di Islandia, kemudian masker dan menjaga jarak sosial, tidak lagi wajib.
Sementara, batasan jumlah orang yang diperbolehkan berkumpul juga resmi dicabut.
Islandia telah memerangi wabah Covid-19 dengan cukup baik melalui sistem pengujian dan penelusuran kasus Covid-19 yang ketat.
Mereka menerapkan tindakan lockdown beberapa kali dalam setahun terakhir.
Baca: Covid-19 Varian Kappa
Baca: Covid-19 Varian Delta
Spanyol
Mulai 26 Juni, orang Spanyol diizinkan untuk tidak memakai maske asalkan tetap menjaga jarak sosial 1,5 meter.
Namun, mereka wajib untuk membawa masker wajah setiap saat, sehingga dapat dipakai dalam situasi di mana jarak sosial tidak dapat dijaga.
Amerika Serikat (AS)
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 13 Mei secara resmi mengumumkan mencabut aturan memakai masker bagi orang yang telah divaksin Covid-19.
Denmark
Pada 14 Juni, Denmark mengumumkan bahwa masyarakat tidak perlu lagi memakai masker wajah, kecuali jika mereka berdiri di angkutan umum.
Langkah itu dilakukan di bawah kesepakatan untuk melonggar lockdown, yang membuat negara itu bekerja untuk sepenuhnya menghapus aturan memakai masker dari 1 September.
Baca: Kenali Gejala Virus Covid-19 Varian Lambda, Waspadai Suhu Tinggi dan Batuk Berulang
Yunani
Yunani menghentikan persyaratan untuk memakai masker wajah di luar ruangan pada 24 Juni.
Pemerintah setempat juga melonggarkan pembatasan lain yang diberlakukan untuk mengekang pandemi Covid-19.
Dengan infeksi Covid-19 yang semakin berkurang, pihak berwenang mengatakan memakai masker wajah akan tetap wajib di dalam ruangan, namun tidak di luar ruangan, kecuali di lokasi yang dipadati orang.
Italia
Italia bebas masker pada 28 Juni.
Hal tersebut menandai titik balik Italia sebagai negara Eropa pertama yang terkena pandemi Covid-19 pada Februari 2020.
Baca: Peringatan Kemenkes, Hampir Semua Kota di Pulau Jawa Ada Varian Corona Delta
Korea Selatan
Setiap orang yang divaksinasi dengan setidaknya satu suntikan Covid-19 di Korea Selatan diperbolehkan tidak memakai masker di luar ruangan mulai Juli.
Perdana Menteri Kim Boo-kyum jmengatakan semua tindakan karantina akan disesuaikan setelah lebih dari 70 persen penduduk Korea Selatan menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Prancis
Pemerintah Perancis mengumumkan tindakan pencegahan terhadap pandemi Covid-19 tidak lagi wajib dilakukan di laur ruangan.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan bahwa wajib memakai masker di luar ruangan akan dihapuskan.
Meski demikian, masyarakat tetap harus memakai masker di sebagian besar tempat kerja, di toko-toko, di transportasi umum, dan di ruang terbuka tempat yang banyak orang berkumpul, seperti di stadion.
Gejala Virus Covid-19 Varian Lambda
World Health Organization (WHO) menetapkan varian baru Covid-19 yang masuk dalam golongan Variant Under Investigation (VUI).
Varian tersebut adalah varian Lambda (C.37) dan diklasifikasikan sebagai varian yang tengah diselidiki atau VUI pada senin (14/6/2021).
Berdasarkan laporan terdapat enam kasus Covid-19 varian Lambda yang teridentifikasi di Inggris.
Semuanya berkaitan dengan perjalanan ke luar negeri.
Dikutip dari DW News, Ahli virologi Pablo Tsukayama dan timnya di Universitas Cayetano Heredia Lima melacak evolusi varian lambda di Peru selama beberapa bulan setelah mengidentifikasinya lewat pengujian genom.
"Dengan 187.000 kematian dan tingkat kematian tertinggi di dunia, kami adalah negara yang paling berjuang dalam hal virus corona."
"Oleh karena itu, mungkin tidak mengherankan bahwa varian baru telah dimulai," kata Tsukayama kepada DW News.
WHO sendiri telah mengkategorikan Alfa (B.1.1.7), beta (B.1.351), delta (B.1.617.2) dan gamma (P.1) sebagai VUI.
Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa mereka lebih menular dan cenderung sulit untuk diobati.
Belum Ada Indikasi Lebih Agresif
Sementara, ahli virologi WHO Jairo Mendez-Rico mengungkapkan hingga kini belum ada indikasi varian lambda lebih agresif dari varian lainnya
"Sejauh ini kami tidak melihat indikasi bahwa varian lambda lebih agresif. Ada kemungkinan bahwa itu menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi."
"Tetapi kami belum memiliki cukup data yang dapat diandalkan untuk membandingkannya dengan gamma atau delta," kata ahli virologi WHO Jairo Mendez-Rico.
PHE mengatakan tes sedang berlangsung dan hingga kini tidak ada bukti varian ini memicu penyakit yang lebih parah atau membuat vaksin kurang efektif.
Gejala Varian Lambda
Express UK melaporkab, gejala utama Covid-19 varian Lambda yang disarankan NHS untuk diwaspadai adalah :
- suhu tinggi
- batuk baru yang terus menerus
- kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa
Sebagian besar orang dengan gejala Covid-19 akan memiliki setidaknya satu dari gejala yang tercantum ini.
Karena satu dari tiga orang dengan Covid-19 tidak mengalami gejala, maka setiap orang disarankan untuk melakukan tes secara teratur guna mencegah infeksi menular ke orang lain.
Siapa saja yang memiliki gejala Covid-19 wajib mengisolasi diri, bersama dengan anggota rumah tangga mereka.
Orang dengan gejala Covid-19 juga harus melakukan tes PCR sesegera mungkin untuk memverifikasi apakah mereka terinfeksi Covid-19.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)
SIMAK ARTIKEL SEPUTAR COVID-19 DI SINI