Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Erotomania ialah sindrom delusi yang membuat seseorang yakin bahwa ada seseorang yang mencintainya.
Namun, hal tersebut sebenarnya tidak benar.
Penderita gangguan ini juga meyakini bahwa orang terkenal juga jatuh cinta kepadanya.
Bahkan hanya sebuah khayalan, mendengar berita, atau melihat media sosial miliki seseorang dapat memicu munculnya gangguan delusi erotomania.
Umumnya, gangguan erotomania lebih banyak dialami oleh wanita, namun tidak menutup kemungkinan jika pria juga dapat mengalaminya.
Baca: Jet Lag
Baca: Overthinking
Penyebab #
Belum diketahui pasti penyebab gangguan kejiawaan erotomania.
Kendati begitu, faktor genetik, biologis, psikologis, dan faktor lingkungan dapat menjadi penyebab gangguan delusi tersebut. (1)
Gejala #
Seseorang yang mengidap erotomania dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala berikut ini:
- Terjadinya delusi yang biasanya dihubungkan dengan interaksi sebelumnya
- Munculnya khayalan
- Penderita juga mengalami bipolar
Baca: Tremor
Baca: Pilek
Pengobatan #
Penderita gangguan erotomania harus mendapat penanganan dengan tepat.
Berikut beberapa pengobatan untuk penderita erotomania:
1. Berkonsultasi dengan Psikiater
Berkonsultasi dengan tenaga ahli atau psikiater merupakan langkah awal yang tepat untuk menangani erotomania.
Psikiater dapat menganalisi pengobatan yang tepat bagi penderita erotomania.
Perawatan yang akan dilakukan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan si pengidap.
2. Mengonsumsi obat antipsikotik
Setelah berkonsultasi dengan psikiater, dokter akan menentukan apakah ada gangguan jiwa lainnya yang menyebabkan erotomania.
Jika diperlukan, obat antipsikotik dapat mengontrol gejala secara efektif dan dapat diresepkan untuk gangguan yang mendasarinya.
3. Terapi Kognitif
Jenis terapi ini bermanfaat untuk membantu penderita mengenali dan mengubah pola pikirnya, serta perilaku yang menyebabkan ketidaknyamanan. (2)
(TribunnewsWiki.com/Puan)
Baca lengkap soal Covid-19 di sini
| Nama Gangguan | Erotomania |
|---|
| Penyebab | Faktor genetik & psikologis |
|---|
Sumber :
1. www.alodokter.com
2. www.klikdokter.com