"Setelah saya menyisir ke Bangkalan jam tiga malam, itu tidak ada kendaraan yang menumpuk sampe seperti itu. Paling ada satu dua pengendara saja. Saya balik lagi ke Surbaya turun ke Surabaya karena penyekatan itu normal selama 24 jam. Setelah kita tinggal salat, ada laporan kalau ada orang yang melawan arah merobohkan pagar," kata dia.
Eko langsung menuju lokasi bersama 10 anggotanya.
Warga yang merusak pagar itu langsung kabur dengan melompati pembatas kendaraan hingga akhirnya turun ke Jalan Tambak Wedi.
"Ternyata di sana titik kumpulnya mereka ada sekitar 200 orang lebih. Kita pecahlah kerumunan mereka kita dorong agar tidak di situ, sebagian masuk ke kampung Tambak Wedi, sebagian lurus ke arah bawah Jembatan Suramadu itu," tutur dia.
Ada oknum manfaatkan kericuhan
Eko merasa aneh dengan tingkah massa yang membuat kericuhan itu.
Biasanya, pos penyekatan dipadati para pekerja yang ingin berangkat kerja ke Surabaya.
Saat ditekan mundur, massa yang berkumpul itu tak langsung bubar.
Mereka mundur pelan-pelan.
Eko menduga kuat ada pihak lain yang ingin memanfaatkan kekeruhan yang terjadi saat ini.
Ia mengatakan, insiden serangan petasan itu terjadi setelah peristiwa perusakan pagar pembatas.
"Semacam ada yang menunggangi tapi kurang paham saya enggak tahu. Saya hanya menjalankan tugas pokok fungsi saya saja," papar dia.
Ia menegaskan, massa yang ricuh di pos penyekatan Jembatan Suramadu hari ini bukan para pengendara yang ingin bekerja.
"Jadi bukan warga pengendara yang biasa, bisa saja bagi mereka yang memiliki niat kriminal dengan adanya penyekatan ini seakan-akan terhambat," kata dia.
Eko menegaskan, pos penyekatan di Jembatan Suramadu tak hanya bermanfaat untuk menekan penyebaran Covid-19, tetapi juga ruang gerak pelaku kriminal.
"Inilah salah satu manfaat penyekatan di posko Suramadu. Penyekatan ini selain menangani Covid-19. Agar juga berimbas pada ruang gerak kriminal, tidak terlalu leluasa," kata Eko.
Polisi lacak pelaku
Atas insiden tersebut, pihak kepolisian Polres Tanjung Perak telah menelusuri dan mencari identitas pelakunya.
"Sudah ditangani tinggal tunggu saja, sudah ada anggota preman yang kita lacak, tetap ini akan diproses secara hukum," kata dia.
Eko mengimbau kepada para pengendara dari arah Madura, terkhusus Bangkalan agar memaksimalkan Surat Ijin Keluar Masuk (SIKM).