Museum Asmat

Museum Asmat adalah sebuah museum yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan dibuat untuk melestarikan warisan budaya dari suku Asmat.


zoom-inlihat foto
Museum-Asmat.jpg
Instagram/museum_asmat_tmii
Akses lokasi ke Museum Asmat tidak terlalu sulit untuk dijangkau karena pengujung bisa langsung mendatangi daerah Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Museum Asmat adalah sebuah museum yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan dibuat untuk melestarikan warisan budaya dari suku Asmat.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Asmat adalah sebuah museum yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan dibuat untuk melestarikan warisan budaya dari suku Asmat.

Suku Asmat menjadi slaah satu suku asli di Papua yang terkenal dengan seni ukirnya yang luar biasa.

Berada di atas lahan Taman Bunga Keong Emas dengan luas bangunan 6.500 m2, museum ini dapat dicapai melalui dua pintu masuk: berjalan kaki melalui Taman Bunga Keong Emas atau melewati jembatan Taman Aquarium Air Tawar.

Museum ini dibangun dengan desain dari Ir. Franky Devule dan pembangunannya selesai dalam waktu 51 hari.

Bangunan pertama bertema manusia dan lingkungan, memamerkan berbagai pakaian adat dan aksesoris, diorama mata pencaharian, perahu hantu Wuramon adalah kendaraan roh leluhur, patung-patung tiang MBI nenek moyang dan ornamen bermacam-macam simbol yang menceritakan kehidupan.

Bangunan bertema manusia dan budaya ini, menyajikan proses pembuatan peralatan sagu, peralatan berburu, senjata, benda budaya tikungan dan alat musik kendang upacara tifa, alat musik dari bambu fu, dan kapak besi.

Tema ketiga membangun kreativitas dan hasil manusia, memamerkan seni rupa kontemporer dari perkembangan pola desain seni tradisional.

Pengunjung bisa melihat hasil karya seni masyarakat Asmat yang sudah modern dan mengacu kepada permintaan pasar, tetapi masih berupa desain tradisional. (1)

 

  • Sejarah #


Suku Asmat memang jadi salah satu suku paling terkenal di Indonesia karena berbagai macam hasil budayanya.

Pendirian Museum ini lahir atas dasar gagasan Ibu Tien Soeharto.

Tujuan awalnya untuk melestarikan hasil karya anak bangsa agar lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mancanegara.

Ketertarikan Ibu Tien Soeharto terhadap Suku Asmat ini berfokus pada hasil ukiran masyarakatnya yang mampu menarik perhatian dunia internasional.

Ukuran Museum Asmat ini mencapai 6.500 meter persegi kemudian terletak di sebelah tenggara Taman Bunga Keong Emas.

Keunikan Museum ini sudah bisa dirasakan dari luarnya.

Bentuk bangunannya menggunakan model bangunan Papua yang berbentuk kerucut atau sering disebut dengan kariwan.

Kariwan tersebut menjadi salah satu bangunan pemujaan bagi orang Tobati Enggros yang bertempat tinggal di Teluk Jeotefa.

Desain bangunan Museum Asmat ini masih menggunakan daun rumbia sebagai lapisan atapnya kemudian memakai model berkolong.

Terdapat pula ragam hiasan khas dari suku Asmat yang diberi warna merah, hitam dan putih.

Ir. Franky Devule merupakan perancang desain bangunan unik ini.

Proses pembangunan Museum Asmat ini memakan waktu kurang lebih 51 hari.

Kemudian tepat pada tanggal 20 April 1986 Museum Asmat diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Terdapat tiga bangunan dengan fungsi berbeda-beda dan koleksi di dalamnya juga tidak sama.

Untuk bangunan pertama menggunakan tema manusia dan lingkungan, kemudian pada bangunan kedua memakai tema manusia dan kebudayaan, sementara untuk bangunan ketiga memakai tema manusia dan produk kreativitasnya.

Maka dari itu, Museum Asmat ini menjadi salah satu tempat yang menyajikan berbagai macam budaya hingga koleksi seni dan bersejarah dari Suku Asmat.

Baca: Museum Tanjung Pandan Bangka Belitung

Baca: Museum Layang-layang

  • Koleksi #


Museum Asmat memiliki berbagai koleksi benda-benda peragaan mulai dari produk seni seperti pakaian adat sebagai warisan nenek moyang.

Dari peninggalan bersejarah tersebut memiliki nilai tersendiri, yakni mampu untuk memperlihatkan pandangan hidup suku Asmat, kemudian mampu mengaitkan sejarah nenek moyang mereka.

Kemudian peninggalan sejarah tersebut juga mampu menjaga ikatan batin bersama nenek moyang yang selalu diwujudkan dalam simbol-simbol pada benda sehari-hari.

Maka dari itu, penataan di dalam Museum Asmat ini masih digolongkan dengan tema-tema berbeda.

Untuk bisa mengetahui detail benda koleksi di dalam museum ini dibutuhkan pemahaman di setiap bangunan.

Ada tiga bangunan dengan tema-tema berbeda yang masih memberikan banyak unsur dan koleksi benda berbeda.

Bangunan Pertama

Bangunan pertama yang menggunakan tema Manusia dan Lingkungan menghadirkan koleksi pakaian adat hingga aksesoris dari suku Asmat.

Tidak hanya itu saja, terdapat pula diorama mengenai mata pencaharian masyarakat suku Asmat terutama pada menokok sagu.

Selain itu, pengunjung bisa melihat bentuk dari wurawan perahu arwah yang konon digunakan sebagai kendaraan roh nenek moyang.

Kemudian masih ada mbis pole atau dikenal sebagai patung nenek moyang Suku Asmat hingga berbagai ornamen unik yang semuanya menceritakan seputar kehidupan Suku Asmat.

Bangunan Kedua

Bangunan kedua juga memiliki tema lain, yakni Manusia dan Kebudayaan yang menyajkan koleksi benda lebih unik.

Dari bangunan kedua terlihat peralatan dalam membuat sagu, koleksi senjata, peralatan berburu, benda-benda yang berkaitan dengan upacara ataupun budaya, kemudian terdapat tifa atau dikenal sebagai alat musik kendang, kapak, hingga fu atau alat musik yang terbuat dari bambu.

Bangunan Ketiga

Bangunan ketiga memiliki tema Manusia dan Hasil Kreativitasnya. Bangunan ketiga ini memperlihatkan hasil seni kontemporer yang memberikan hasil pengembangan mengenai pola-pola rancangan seni tradisional.

Bahkan, pengunjunjung juga bisa menyaksikan berbagai hasil seni karya masyarakat suku Asmat yang sudah berkembang hingga keluar dari pola-pola kehidupan tradisional.

Itulah berbagai macam koleksi menarik pada Museum Asmat yang bisa lihat secara mendetail oleh pengunjung.

Pada setiap bangunan sudah terdapat koleksi benda menarik, daei koleksi persenjataan hingga pakaian adat yang semuanya memiliki makna tersendiri.(2)

Baca: Museum Perangko Indonesia

Baca: Museum Minyak dan Gas Bumi Graha Widya Patra

  • Lokasi #


Akses lokasi ke Museum Asmat tidak terlalu sulit untuk dijangkau karena pengunjung bisa langsung mendatangi daerah Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Telpon: 021-8409307/087792987.

Hari Operarsional

Museum ini buka setiap hari Senin sampai Minggu, pukul 08.30 sampai dengan 16.00 WIB.

Biasanya pada hari-hari kerja seperti Senin sampai dengan Kamis, Museum Asmat masih dipenuhi oleh para pelajar luar kota yang melakukan study tour.


Harga Tiket

Harga tiket masuk ke Museum Asmat juga terbilang murah, yakni sebesar Rp 5.000 dan sudah termasuk berwisata ke Taman Bunga Keong Mas yang lokasinya berdekatan dengan Museum Asmat. (2)

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)



Alamat Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Lokasi Kawasan TNII, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Google Map https://goo.gl/maps/yBFb9MiPBJTQUBQq8
   


Sumber :


1. www.tamanmini.com
2. www.museumjakarta.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved