Banyak Beredar Mitos Gerhana Bulan Berkaitan dengan Ibu Hamil, Ini Kata Buya Yahya

Begini penjelasan singkat Buya Yahya soal mitos gerhana bulan dan ibu hamil yang beredar di tengah masyarakat.


zoom-inlihat foto
penumbra11.jpg
Tribun Pontianak
Gerhana Bulan


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gerhana bulan total akan terjadi pada 26 Mei 2021 dengan memperlihatkan bentuk bulan yang lebih besar.

Hal itu dipengaruhi karena bentuk orbit bulan terhadap bumi.

Astronom Bosscha Agus Triono mengatakan, bentuk orbit bulan terhadap bumi adalah elip dan bukan lingkaran sempurna.

Menurut Agus, hal itu membuat penampakan bulan pada 26 Mei 2021 sedikit lebih besar daripada biasanya.

Bahkan warna bulan saat terjadi gerhana juga akan tampak lebih terang.

“Peristiwa gerhana bulan merupakan peristiwa yang sebetulnya bersiklus, berulang, karena ketiga benda tadi akan bergerak dalam satu keharmonisan," tutur dia.

Namun di sisi lain, beredar mitos yang mengaitkan antara peristiwa gerhana bulan dengan ibu hamil.

Mitos tersebut pun tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye
Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye (NASA VIA BBC INDONESIA)

Menurut mitos yang beredar, ibu hamil dilarang melakukan beberapa kegiataan saat adanya gerhana bulan.

Misalnya seperti tidak boleh keluar rumah, tidak boleh melihat gerhana bulan, hingga kepercayaan adanya raksasa Batara Kala.

Lantas bagaimana sebenarnya pandangan ibu hamil saat gerhana bulan dalam Islam?

Mengutip ceramah Buya Yahya yang diunggah akun YouTube Al-Bahjah TV, berjudul Mitos Gerhana Pada Ibu Hamil - Buya Yahya Menjawab, terdapat penjelasan soal tuntunan Islam saat gerhana.

Buya Yahya dalam ceramahnya menjelaskan mitos tersebut tidaklah benar.

“Anda sudah tau mitos, ya (itu) mitos,” ungkap Buya.

Baca: Ini Keistimewaan di Balik Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021

Baca: Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, Berikut Waktu dan Wilayah yang Bisa Menyaksikannya

Sebagai seorang muslim, kata Buya, ketika Gerhana Bulan disunnahkan mengerjakan shalat Khusuf (Shalat Gerhana).

“(Kerjakan) Shalat Gerhana, bukannya masuk kolong (tempat tidur), bukan mukul-mukul pohon biar berbuah, bukan pukul panci karena dimakan buto ijonya,” lanjutnya.

Buya menceritakan, pernah terjadi sebuah fitnah ketika zaman Baginda Nabi Muhammad SAW.

Pada saat itu putra Rasulullah SAW, Sayyidina Ibrahim wafat sedang terjadi gerhana.

Penduduk pada kala itu mengira gerhana terjadi karena putra Nabi wafat.

Nabi saat itu juga menjelaskan bahwa terjadinya gerhana bukan karena putranya Ibrahim wafat.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved