Menurut Driando, tempe mi memiliki ketahanan simpan yang lebih lama dibandingkan tempe yang terbuat dari kacang kedelai.
Tidak hanya mi instan, bumbunya juga turut digunakan.
Setelah mi selesai difermentasi menggunakan ragi, tempe akan diiris dan dibaluri bumbu mi instan.
Selanjutnya, tempe bisa diolah dengan metode goreng.
Driando menemukan bahwa inovasi tempe mi ternyata sudah pernah ditulis dalam sebuah buku pada tahun 1980-an oleh William Shurtlef. "Ini bukan hal baru, tapi orang gatau gitu ya," kata Driando.
Melalui pengalamannya yang cukup dalam bidang inovasi pangan, Driando pun kembali ke Indonesia.
Baca: Ternyata Tempe Dibungkus Daun Pisang Bisa Picu Hal Mengerikan
Baca: Kuliner Khas Tempe Mendoan Diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Setelah kembali ke Indonesia dari negeri Paman Sam, Driando membuat workshop melalui Tempe Movement.
Menurutnya, workshop tentang tempe mi adalah hal yang tidak biasa.
Ia mencoba untuk mengajak orang lain membuat tempe mi menggunakan salah satu merek mi instan ternama di Indonesia.
Bagi Driando, salah satu alasan membuat workshop tentang tempe mi adalah untuk mendobrak konsep tempe yang hanya bisa dibuat oleh kacang kedelai.
Usai workshop tempe mi, Driando mengunggah postingan tentang tempe mi di akun Instagram Tempe Movement yang kemudian fotonya viral, Jumat (30/4/2021).
(TribunnewsWiki.com/Restu)