BPOM: Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Kehati-hatian, Ikuti Jejak Thailand dan Negara Eropa

BPOM menunda penggunaan dan pendistribusian vaksin AstraZeneca untuk kehati-hatian. Thailand dan negara-negara Eropa juga menundanya, pada minggu ini.


zoom-inlihat foto
astrazeneca-04.jpg
Miguel MEDINA / AFP
Ilustrasi vaksin AstraZeneca, BPOM Indonesia menunda penggunaan vaksin tersebut untuk kehati-hatian


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah memutuskan menunda pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito, keputusan tersebut diambil sebagai upaya kehati-hatian dalam pelaksanaan vaksinasi.

Ia menyatakan, pemerintah saat ini membuka komuniasi dengan organisasi lintas negara seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat Inggris (MHRA), maupun otoritas Kesehatan Eropa (EMA) terkait hasil pemeriksaan dan kajian terkait vaksin AstraZeneca.

Hal tersebut disampaikan Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (15/3/2021).

"Untuk kehati-hatian, kami masih dalam proses berkomunikasi dengan WHO dan SAGE. Kemudian, hasil komunikasi tersebut akan dibahas tim lintas sektor," kata Penny.

"Tentunya juga dengan Kemenkes, untuk diputuskan soal penggunaan AStraZenca dalam vaksinasi nasional. Harapannya tidak terlalu lama," imbuh Penny melansir Tribunnews.com.

Penny memastikan, nomor kode pembuatan Astrazeneca yang ditunda di negara-negara karena isu penggumpalan darah, berbeda dengan vaksin AstraZeneca jalur multilateral yang tiba pada Senin pekan lalu.

"Kami bisa melihat bahwa, nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaanya di beberapa negara Uni Eropa, tidak termasuk pada nomor batch yang masuk Indonesia," paparnya.

Ilustrasi Vaksin AstraZeneca
Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (flickr)

Baca: Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Asal Inggris, Ternyata Sudah Disetujui BPOM

Thailand Tunda Vaksinasi

Sementara itu, Thailand memutuskan menunda vaksinasi virus corona (Covid-19) yang memakai vaksin Oxford-AstraZeneca.

Sebelumnya, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan pejabat pemerintahannya dijadwalkan mendapatkan vaksin Oxford-AstraZeneca, seperti dilansir Tribunnews.com.

Thailand kemudian memutuskan menghentikan vaksin AstraZeneca, mengikuti jejak tiga negara di Eropa yang menghentikan program vaksinasi menggunakan vaksin tersebut.

Hal ini karena adanya masalah kesehatan.

Diketahui, Thailand merupakan negra Asia pertama yang menghentikan sementara upaya vaksinasi. seperti dikutip lama The Financial Times, Jum'at (12/3/2021).

Otoritas kesehatan negeri seribu pagoda itu menyatakan, mereka telah menangguhkan vaksinasi perdana tersebut usai melihat adanya efek samping atau gejala merugikan.

Hal itu diamati pada beberapa orang yang menerima suntikan vaksin tersebut.

Baca: Denmark dan Norwegia Tangguhkan Vaksin AstraZeneca karena Khawatirkan Pembekuan Darah

Baca: Jubir Vaksinasi Kemenkes Sebut Vaksin Covid-19 Tak Melindungi dari Virus, Tapi Ciptakan Kekebalan

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul menyebut, penundaan vaksinasi guna menunggu proses penelitian merupakan hal yang wajar.

"Memperlambat atau menghentikan vaksinasi untuk diselidiki adalah praktik medis yang umum. Komite manajemen vaksin pemerintah telah mengambil tindakan untuk memastikan 'keamanan maksimal dari publik'," kata Charnvirakul.

Penangguhan penggunaan vaksin tersebut tidak hanya dilakukan di Thailand, namun juga Denmark, Norwegia, dan Islandia.

Negara-negara tersebut sebelumnya telah melakukan penundaan vaksinasi pada Kamis kemarin.

Hal tersebut terjadi setelah adanya laporan bahwa sejumlah orang yang menerima vaksi tersebut, mengalami pembekuan darah.

Namun, regulator obat Uni Eropa (UE) menyatakan, saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksin tersebutlah yang menyebabkan pembekuan.

Sebagai informasi, setidaknya lima negara Eropa lainnya telah menghentikan penggunaan vaksin tertentu pada minggu ini.

Sementara regulator obat Italia menerangkan, negara itu telah berhenti menggunakan vaksin lain setelah dikaitkan dengan dua kematian.

Thailand memperoleh sekitar 61 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan diproduksi oleh Siam Bioscience, sebuah perusahaan lokal.

Negara tersebut juga mengimpor Sinovac buatan China sebanyak 2 juta dosis.

Respons kesehatan masyarakat Thailand terhadap pandemi secara umum dianggap berhasil, dengan populasi 69 juta, negara itu dilaporkan hanya mencatat 26.679 kasus positif Covid-19 dan 85 kematian.

Baca: Peneliti Sebut Varian Covid-19 N439K Kemungkinan Tidak Bisa Diatasi Dengan Vaksin yang Ada Saat Ini

Baca: Ada Laporan Pembekuan Darah, Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditangguhkan di 8 Negara Eropa


(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya, TRIBUNNEWS.COM.Rina Ayu Panca Rini/Anita K Wardhani)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BPOM Tunda Penggunaan Vaksin Astrazeneca untuk Kehati-hatian

Sebagain artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Thailand Tunda Vaksinasi, Indonesia Tetap Pakai AstraZeneca, Efektif atau Tidak? Ini Kata Pakar

Lihat selengkapnya mengenai vaksin AstraZeneca di sini.





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved