
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang wanita Muslim Myanmar turun menjadi korban tewas bersama 17 demonstran lainnya dalam rangkaian aksi demonstrasi warga Myanmar memprotes kudeta militer.
Muslim Myanmar, terkhusus Muslim Rohingya, adalah golongan minoritas di Myanmar.
Mereka malah menghadapi genosida saat Myanmar masih dipimpin Aung San Suu Kyi, yang kini ditangkap dan digulingkan oleh jenderal Min Aung Hlaing.
Uniknya, Min Aung Hlaing adalah jenderal yang memimpin saat operasi pembasmian etnis Muslim Rohignya.
Dalam situasi sekompleks itu, Muslim Myanmar mendukung aksi protes pendukung Aung San Suu Kyi dan ikut aktif terlibat dalam berbagai aksi demonstrasi di Myanmar.
Wanita Muslim Myanmar yang tidak dilaporkan namanya itu dikuburkan pada Selasa (2/3/2021), setelah disalatkan.
Ratusan warga Myanmar mengantar jenazah wanita Muslim Myanmar ini.
Sementara itu, dikutip Al Jazeera, Selasa (2/3/2021), ASEAN mulai menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan mendorong pembicaraan antara pemimpin sipil dan militer.
Baca: 18 Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas selama Demo Antikudeta, Dunia Kutuk Tindakan Keras Junta Militer

Dalam pertemuan virtual, menteri luar negeri regional ASEAN bersiap untuk mengadakan pembicaraan virtual dengan perwakilan militer Myanmar pada hari Selasa, ketika pengunjuk rasa anti-kudeta kembali ke jalan-jalan di kota utama Yangon menentang ancaman baru dari Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Senin malam, mengatakan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara akan memberi tahu militer bahwa mereka terkejut dengan kekerasan di Myanmar dan menyerukan pembebasan pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi, dan untuk kedua belah pihak untuk berbicara.
Baca: Dubes Myanmar untuk PBB Dipecat, Dianggap Berkhianat karena Bersumpah Bakal Perangi Junta Militer