TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bulan Ramadhan semakin dekat.
Umat muslim akan menjalani ibadah puasa Ramadhan 1442 H pada April 2021 mendatang.
Sebelum Ramadhan tiba, penting untuk membiasakan diri menjalankan ibadah sunah.
Apa lagi dua bulan sebelum Ramadhan, yakni Rajab dan Sya'ban, juga memiliki keistimewaan tersendiri.
Bulan Rajab merupakan salah satu Asyurul Hurum, sebuah bulan yang dimuliakan selain Dzulqqidah, Dzulhijjah dan Muharram.
Rajab juga menjadi istimewa karena pada bulan inilah terjadi peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
Puasa Rajab
Baca: Inilah 3 Hari dan Tanggal yang Dianjurkan Puasa Rajab Karena Keutamaannya, Lengkap Doa Buka Puasa
Baca: Puasa Rajab
Salah satu ibadah sunah yang bisa dilakukan adalah puasa sunah.
Sebagaimana dengan ibadah yang lain, menunaikan puasa juga harus disertai dengan adanya niat puasa.
Niat menjadi rukun yang harus dilakukan. Niat merupakan itikad tanpa ragu untuk melaksanakan sebuah perbuatan.
Meskipun niat menjadi urusan dalam hati, melafalkannya akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut.
Dilansir Kompas.com, berikut ini niat puasa Bulan Rajab di malam hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”
Apabila seseorang ingin menunaikan puasa Bulan Rajab di siang hari tapi tak sempat melafalkan di malam hari maka berikut bacaannya:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Masih mengutip dari sumber yang sama, kewajiban niat di malam hari berlaku untuk puasa wakib.
Sementara niat puasa sunnah bisa dilalukan di siang hari selama orang tersebut tidak makan, minum, serta melanggar hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
Puasa Sya'ban
Baca: Menag Ingin Jadikan Candi Borobudur Pusat Ibadah Umat Buddha Dunia, Ganjar: Banyak Sekali Manfaatnya
Baca: MUI Tangsel Sarankan Vaksinasi Saat Ramadhan Dilakukan Malam Hari, Alasannya Dapat Batalkan Puasa
Bulan Sya'ban juga diangggap mulia.
Ibnu Rajab al-Hambali berkata, "Thotowwu (amalan sunnah) yang paling afdal adalah yang berdekatan dengan yang wajib baik sebelumnya atau sesudahnya. Dan, kedudukan puasa Sya'ban mirip dengan kedudukan shalat sunah rawatib yang berfungsi menyempurnakan kekurangan yang wajib." (Lathoiful Ma'arif, Ibnu Rajab, 1/129)
Yahya bin Mu’adz mengatakan, “barangsiapa yang mengisi bulan Sya'ban dengan berbagai amal ibadah, maka insya Allah ganjarannya adalah pahala, kemuliaan, dan kebajikan yang berlipat-lipat dari Tuhan semesta alam.”
Sedangkan Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syakban.” (HR. Bukhari, no. 1969 dan Muslim, no. 1156).
Baca: Disebut Bisa Batalkan Puasa, MUI Tangsel Sarankan Vaksinasi Covid-19 saat Ramadan Digelar Malam
Baca: Bulan Ramadhan 49 Hari Lagi, Simak Menu Sahur yang Baik agar Kuat Puasa Seharian
Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan.
Dan puasa sunnah di bulan Sya’ban ini juga bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadan.
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan lebih lanjut:
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syakban.” (HR. Bukhari, no. 1950 dan Muslim, no. 1146).
Walahu ‘alam bis shawab.
(TribunnewsWiki.com/nr, TribunJogja/Kompas.tv/Agung Pribadi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Amalan Di Bulan Sya'ban