Terjadi Setiap Tahunnya, Ternyata Jakarta Ada Sejarah Banjir dari Zaman Tarumanegara

Jika banjir di Jakarta sudah ada sejak zaman Tarumanegara, tepatnya saat Raja Purnawarman memimpin kerajaan tersebut pada abad ke-5.


zoom-inlihat foto
pada-8-januari-malam-hingga-9-januari-1932-dini-hari-hujan-deras-mengguyur-batavia.jpg
Nederlands Indie
Pada 8 Januari malam hingga 9 Januari 1932 dini hari, hujan deras mengguyur Batavia, sekarang Jakarta. Saat itu curah hujan mencapai 150 mm. Akibatnya, air meluap sehingga terjadi banjir, seperti di kawasan selatan Koningsplein (sekarang Monas), tepatnya di Gang Holle (kini Jalan Sabang), terlihat mobil mogok di tengah genangan air.


Banjir Jakarta pada 1918 menjadi banjir terparah selama sembilan tahun terakhir.

Selama berhari-hari hujan terus mengguyur Batavia yang mengaibatkan hampir seluruh rumah di Batavia terendam banjir.

Gubernur Jenderal JP Graaf van Limburg Stirum dan pejabat Belanda lagi-lagi tidak berdaya untuk mengatasi permasalahan banjir ini.

Kanal tetap tidak berfungsi baik karena selalu tersumbat sampah, lumpur dan tanah.

Banjir di Batavia
Banjir di Batavia ((Tropenmuseum))

Mengutip dari Masalah Banjir di Batavia Abad XIX (2003), permasalahan banjir di Batavia pertama kali ditangani secara sistematik pada pertengahan tahun 1920.

Saat itu, di Bogor banyak hutan yang dibuka untuk dijadikan lahan perkebunan teh. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan menambah dampak banjir di Batavia kala itu.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal tersebut dibuatlah rencana van Breen atau perbaikan tata-air-ibukota Batavia yang merupakan strategi untuk mengendalikan air di Batavia.

Secara garis besar, rencana ini lebih diarahkan pada tata lingkungan kota di daerah terbangun.

Rencana ini juga dikatkan dengan wacana pembuangan air dan kotoran dari wilayah permukiman yang saat itu sedang dibangun, yakni daerah Menteng.

Inti dari rencana van Breen ialah membuat terusan baru yang posisinya melintang ke arah alur sungai di wilayah Batavia, yaitu timur barat di penempatan alur.

Hal ini lebih dikenal dengan istilah transversal channel. Pada 1922, juga disusun rencana perbaikan kampung atau Kamppongverbeetering. Namun, rencana ini tidak berjalan lancar karena minimnya alokasi dana.

Banjir Jakarta pada 1932

Banjir terparah kedua setelah 1918 terjadi pada 1932, tepatnya pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal B.C. de Jonge.

Selain menjadi banjir terparah kedua, banjir kali ini juga banyak disorot oleh media cetak.

Salah satunya surat kabar The Orient yang memberitakan banjir di Jalan Sabang, karena merupakan pusat pertokoan dan lokasi nongkrong anak muda Batavia.

(Tribunnewswiki/Septiarani, Kompas.com/Vanya Karunia Mulia Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Banjir Jakarta dari Zaman Tarumanegara hingga Hindia Belanda"

Baca: PT KAI Membatalkan Seluruh Perjalanan dari Stasiun Surabaya-Jakarta, Rel Masih Terdampak Banjir





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved