Agus menjelaskan, banjir muli menggenangi rumah warga usai hujan deras pada Selasa pukul 02.25 WIB.
Selain di Kelurahan Cipinang Melayu, pemukiman warga di RT 10 RW 05 Kelurahan Rawaterate, Kecamatan Cakung juga terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter.
Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur telah berupaya untuk menyedot air dengan pompa melalui pintu air Kali Cakung Lama.
Penambahan Jam Operasional
Pemprov DKI Jakarta menambah jam operasional peralatan untuk mengendalikan banjir di Ibu Kota.
Sejak awal tahun sampai pertengahan Februari 2021, Pemprov DKI mengklaim belum ada insiden banjir hebat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya, banjir besar yang terjadi pada awal 2020 lalu.
Saat itu, banjir setinggi 50-200 sentimeter 'mengepung' Jakarta, hingga aktivitas ekonomi dan sosial warga terganggu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pemerintah daerah telah memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan yang ada.
Hingga kini, pemerintah telah memiliki 257 ragam ekskavator dan 260 truk untuk mengangkut sampah dan sedimentasi lumpur di kali, sungai, drainase hingga saluran penghubung lainnya.
Ariza mengatakan, semua peralatan tersebar di wilayah Jakarta, itu bekerja delapan jam sehari, dan diupayakan dua sif hingga 16 jam per hari.
Baca: Korban Banjir Minta Beras Petugas Dinsos Pekalongan Malah Karaoke, Ganjar: Sudah Diberi Peringatan
"Ternyata upaya ini membuahkan hasil, kalian tahu belum ada banjir seperti tahun-tahun sebelumnya dan mudahan-mudahan sampai Maret masih seperti ini," kata Ariza kepada wartawan di Balai Kota DKI pada Selasa (16/2/2021) malam.
Ariza mengatakan, pemerintah selalu memaksimalkan peralatan dan SDM karena menyesuaikan kondisi di lapangan.
Seperti diketahui, kata dia, curah hujan di Jakarta setiap tahun selalu mengalami kenaikan, sehingga pemerintah memandang perlu menambah jam operasional peralatan yang ada.
"Kami harus lebih baik lagi supaya bisa mengimbangi daripada debit air yang tinggi," ujar Ariza.
Di samping itu, kata Ariza, pihaknya juga membuat terobosan berupa codetan-codetan manajemen air.
Kemudian membuat olakan-olakan sebagai tampungan air sementara supaya genangan-genangan di jalan lebih cepat turun dan diteruskan ke kali-sungai sampai ke laut," jelasnya.
Selain itu, ujar dia, DKI juga rutin melaksanakan program normalisasi yang dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.
Upaya itu juga diperkuat dengan pembangunan polder, perbaikan sejumlah pompa dan penambahan pintu air di berbagai titik rawan banjir.
"Itu semua diprogramkan dalam tiga tahun ke depan dan hampir Rp 5 triliun kami anggarkan untuk kepentingan banji, dan Covid-19 Rp 5 triliun per satu tahun. Itu artinya pemprov berkomitmen mengupayakan dalam pencegahan banjir," katanya.